PANDUGA.ID, PALANGKA RAYA – Kapolda Kalimantan Tengah, Irjen Djoko Poerwanto, mengungkapkan bahwa Brigadir Anton Kurniawan dinyatakan positif menggunakan narkotika jenis sabu saat melakukan aksi pembunuhan terhadap seorang warga di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
“Kami melakukan tes urine terhadap saudara Anton, dan hasilnya menunjukkan bahwa ia menggunakan narkotika jenis sabu saat melakukan tindak pidana tersebut,” kata Djoko dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Selasa (17/12).
Kasus ini bermula dari penemuan jasad seorang pria tanpa identitas di area perkebunan sawit di Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, pada Jumat (6/12). Penemuan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti serta keterangan dari 13 saksi.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Kalteng, Kombes Nuredy Irwansyah Putra, menjelaskan bahwa hasil penyelidikan mengarah pada keterlibatan oknum anggota Polri.
“Dari proses penyelidikan dan penyidikan, ditemukan dugaan keterlibatan seorang anggota Polri dari Polresta Palangka Raya,” ujar Nuredy pada Senin (16/12).
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan mendalam, penyidik akhirnya menetapkan Brigadir Anton Kurniawan (AK) dan seorang rekannya, Hariyono (H), sebagai tersangka.
Dalam rapat tersebut, Irjen Djoko juga membeberkan kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh Brigadir Anton. Korban ditembak sebanyak dua kali saat berada di dalam mobil.
“Anton menembak korban sebanyak dua kali di dalam mobil sebelum akhirnya jasad korban dibuang,” ungkap Djoko.
Atas tindakannya, Brigadir Anton telah menjalani sidang Kode Etik Profesi Polri (KKEP) pada 16 Desember lalu dan dinyatakan dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
“Putusan sidang KKEP untuk saudara Anton Kurniawan adalah PTDH,” tegasnya.
Kedua tersangka, Anton dan Hariyono, saat ini dijerat dengan Pasal 365 ayat 4 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, serta Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 KUHP. Keduanya terancam hukuman maksimal berupa hukuman mati. (CC02)