PANDUGA.ID, SEMARANG – Kematian tragis GR (17), seorang pelajar SMKN 4 Semarang, yang ditembak oleh anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin (38), saat melerai tawuran, terus bergulir. Keluarga korban resmi melaporkan kasus ini ke Polda Jawa Tengah dengan tuduhan pembunuhan dan penganiayaan.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengonfirmasi laporan tersebut. “Benar, keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke SPKT Polda Jateng pada Selasa (26/11/2024). Laporan polisi sudah dibuat,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).
GR, yang disebut oleh polisi sebagai anggota kelompok Pojok Tanggul, menjadi korban penembakan saat mencoba melerai tawuran antara gangster Pojok Tanggul dan Seroja. Keluarga melaporkan Aipda Robig dengan dugaan pelanggaran Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
Aipda Robig saat ini menjalani penahanan khusus selama 20 hari untuk mempermudah proses penyelidikan. “Kami menjamin proses hukum dilakukan sesuai dengan fakta dan prosedur yang berlaku,” kata Artanto. Ia juga menyebutkan bahwa potensi pelanggaran prosedur oleh pelaku tengah diselidiki oleh Paminal Propam Polda Jateng, dengan asistensi dari Divisi Propam Mabes Polri.
Dalam konferensi pers, Artanto menunjukkan foto Aipda Robig yang mengenakan pakaian tahanan berwarna hijau di Polda Jateng. “Proses ini diawasi oleh berbagai pihak, termasuk Irwasum Polri, Komnas HAM, Kompolnas, dan Bidang Propam,” tegasnya.
Selain GR yang meninggal dunia, dua pelajar lainnya, A (17) dan S (16), mengalami luka tembak dalam insiden tersebut. Keduanya merupakan anggota paskibra di SMKN 4 Semarang.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4, Agus Riswantini, mengungkapkan bahwa GR telah dimakamkan di Sragen, sementara A dan S mendapatkan perawatan medis. “A mengalami luka di dada, sudah dijahit. Kurang tahu dibawa ke rumah sakit mana, tapi ia sudah mengikuti pra-rekonstruksi di lokasi kejadian,” ungkap Agus. (CC02)