PANDUGA.ID, BLORA – Atap plafon Terminal Cepu, yang baru berusia kurang dari satu tahun, dilaporkan ambruk pada Selasa (5/11) sekitar pukul 19.30 WIB. Insiden ini diduga terjadi akibat derasnya hujan yang disertai angin kencang, menimbulkan kekhawatiran publik atas kualitas konstruksi bangunan terminal yang dibangun dengan anggaran mencapai Rp 32 miliar.
Seorang warga Cepu, Suhartono, mengungkapkan bahwa air hujan menembus bagian plafon yang akhirnya ambrol. Menurutnya, kurangnya kemiringan atap menjadi salah satu penyebab utama kerusakan tersebut. “Hujan sangat deras disertai angin, membuat air masuk ke plafon hingga akhirnya ambruk,” ujarnya.
Kepala Terminal Tipe A Cepu, Madun, membenarkan adanya kerusakan tersebut dan menyatakan bahwa perbaikan plafon masih menjadi tanggung jawab pihak rekanan. Menurut Madun, perbaikan ini akan memakan waktu karena tingkat kerusakan yang cukup parah. “Seluruh bahan plafon akan diganti dan atap akan dibongkar secara menyeluruh,” jelas Madun.
Untuk mengatasi permasalahan ini, tim teknisi telah diterjunkan dan rencana perbaikan mencakup perubahan kemiringan atap agar lebih optimal dalam mengalirkan air hujan. “Kemiringan atap akan ditingkatkan supaya air bisa mengalir lebih lancar, mencegah insiden serupa di masa mendatang,” tambahnya.
Kerusakan plafon ini menambah catatan persoalan pada bangunan publik yang mengalami kerusakan dalam waktu singkat, sekaligus memicu sorotan terhadap kualitas konstruksi fasilitas umum yang seharusnya lebih tahan terhadap cuaca ekstrem. (CC02)