PANDUGA.ID, SURABAYA – Petugas Imigrasi di Bandara Internasional Juanda Surabaya berhasil mengungkap upaya perdagangan ginjal internasional yang melibatkan lima Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak menjual ginjal mereka ke India. Berdasarkan hasil investigasi, harga satu ginjal ditetapkan sebesar Rp600 juta, yang akan diterima pemilik ginjal setelah transplantasi di India.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, Ramdhani, menyebut bahwa setiap pemilik ginjal dijanjikan akan menerima uang penuh setelah proses transplantasi di India selesai. “Mereka dijanjikan Rp600 juta, dengan tahap awal hanya diberikan uang muka sebesar Rp2 juta,” jelas Ramdhani kepada wartawan pada Senin (11/11/2024).
Namun, praktik ilegal ini berhasil digagalkan oleh tim gabungan Kantor Imigrasi Surabaya dan Lanudal Juanda pada Sabtu (9/11/2024). Kelima WNI yang terlibat diidentifikasi sebagai AFH (31) dan AWSR (28) dari Sidoarjo, RAHM (29) dari Malang, serta MBA (29) dan NIR (28) dari Sukoharjo.
Petugas pertama kali mencurigai seorang penumpang Malindo Air dengan nomor penerbangan OD353 rute Surabaya-Kuala Lumpur, yang kemudian terdeteksi melanjutkan perjalanan ke Delhi. “Penumpang tersebut mengaku berobat, namun data medisnya menunjukkan indikasi transplantasi ginjal, bukan sekadar pengobatan kulit seperti yang ia klaim,” kata Ramdhani.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa keempat WNI lainnya juga terlibat dalam rencana penjualan ginjal. Dari komunikasi digital yang ditemukan, diduga kuat mereka merupakan bagian dari jaringan perdagangan ginjal terstruktur yang memanfaatkan platform digital dan media sosial untuk merekrut korban baru serta menghubungkan calon pendonor dengan perantara.
Kini, kelima WNI bersama barang bukti telah diserahkan ke Polda Jawa Timur untuk diproses hukum lebih lanjut. Mereka diduga melanggar Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023, khususnya pasal 432 yang melarang jual beli organ tubuh manusia, dengan ancaman pidana maksimal tujuh tahun penjara atau denda hingga Rp2 miliar. (CC02)