PANDUGA.ID, JAKARTA – Ketua Centra Initiative sekaligus peneliti senior Imparsial, Al Araf, mengapresiasi pembentukan Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA) serta Pidana Perdagangan Orang (PPO) di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Menurutnya, langkah ini sangat tepat mengingat semakin meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Pembentukan direktorat baru ini adalah langkah strategis untuk menangani berbagai kasus terkait perempuan dan anak yang semakin mengkhawatirkan,” ujar Al Araf, Selasa (24/9/2024).
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengumumkan pembentukan direktorat tersebut pekan lalu, saat menunjuk Brigjen Pol Desy Andriani sebagai Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak serta Perdagangan Orang.
Menurut Kapolri, pembentukan direktorat baru ini merupakan bagian dari upaya Polri untuk memperkuat penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan, anak, dan perdagangan orang, yang kini semakin marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Al Araf juga menekankan pentingnya sumber daya yang memadai untuk direktorat baru ini agar dapat bekerja dengan efektif.
“Direktorat ini harus didukung dengan anggaran, sumber daya manusia, dan pelatihan yang memadai agar dapat menindaklanjuti setiap laporan secara cepat dan akurat,” jelas Al Araf.
Ia berharap, dengan adanya struktur yang lebih fokus ini, Polri dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi korban-korban kejahatan tersebut.
Selain itu, Al Araf juga berharap Brigjen Pol Desy Andriani, sebagai Direktur Tindak Pidana PPA-PPO yang baru, dapat membawa perubahan signifikan dalam penanganan kasus-kasus ini.
“Kami menaruh harapan besar pada Brigjen Desy untuk membuat perbedaan dalam upaya pemberantasan kekerasan terhadap perempuan, anak, dan perdagangan orang,” tambahnya.(CC-01)