PANDUGA.ID, SEMARANG – Polda Jawa Tengah menggelar simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dengan tema “Penanggulangan Konflik Sosial” yang melibatkan 1.996 personel gabungan.
Latihan ini dirancang untuk mempersiapkan aparat keamanan dalam menghadapi potensi konflik sosial, terutama menjelang pelaksanaan Pilkada.
Simulasi tersebut menggambarkan situasi kerusuhan yang melibatkan aksi pembakaran mobil dan motor, pengerusakan bangunan replika, serta bentrokan antara massa aksi dan pihak kepolisian. Dalam latihan tersebut, polisi turut menggunakan gas air mata dan truk water cannon untuk mengendalikan massa yang tidak terkendali.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, menekankan pentingnya latihan ini sebagai persiapan menghadapi situasi darurat. “Latihan pengamanan konflik sosial ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 tentang Pemilu serta Peraturan Kapolri Nomor 8 tentang Penanganan Konflik Sosial. Ini adalah gambaran nyata yang bisa terjadi jika massa tak terkendali, oleh karena itu, pedomani aturan dan tahapan selama menangani kerusuhan massa,” ujarnya dalam sambutan.
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Pramono Ubaid Tanthowi, juga turut memberikan tanggapan. Menurutnya, simulasi pengamanan selama Pilkada memang perlu dilakukan, namun diharapkan kekerasan yang terjadi dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. “Simulasi ini penting, tetapi kita harus berupaya agar kekerasan tidak terjadi secara masif. Kepolisian sudah memiliki Perkap terkait prosedur pengendalian massa dan penanganan situasi anarki, yang juga mengacu pada standar hak asasi manusia. Hal ini diharapkan dapat memastikan pelaksanaan Pilkada berlangsung tanpa kekerasan,” tegasnya.
Simulasi ini menunjukkan kesiapan Polda Jawa Tengah dalam menghadapi potensi konflik sosial, sekaligus mengedepankan pendekatan yang sesuai dengan aturan hukum dan hak asasi manusia. (CC02)