PANDUGA.ID, SEMARANG – Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Diponegoro (Undip) yang menjalani praktik di Rumah Sakit Kariadi, mengungkapkan adanya iuran setiap semester. Angga Rian, salah satu mahasiswa PPDS Anestesiologi, membenarkan bahwa ia dan rekan-rekannya memang dikenakan iuran, meski nominalnya tidak menentu.
“Saya sendiri membayar paling besar Rp 10 juta setiap bulan. Iuran ini dikelola oleh bendahara dan digunakan untuk kebutuhan makan,” ujar Angga pada Senin (2/9/2024).
Namun, ia menjelaskan bahwa iuran tersebut tidak selalu ditarik setiap bulan. Penarikan iuran dilakukan berdasarkan kondisi kas yang ada. Jika kas masih mencukupi, maka tidak ada iuran yang ditarik. Sebaliknya, jika ada kelebihan dana, maka sisa iuran akan dikembalikan. Angga menambahkan bahwa iuran ini hanya berlaku untuk satu semester saja.
“Tergantung kas kami untuk beli makan. Kalau kas masih penuh, tidak ada iuran. Uang yang tersisa juga akan dikembalikan. Iuran ini hanya dikenakan selama satu semester,” tambahnya, yang kini berada di semester lima.
Menanggapi isu terkait pola komunikasi antara mahasiswa junior dan senior, Angga menepis anggapan adanya pembatasan komunikasi. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa senior terkadang terlihat sulit diajak berkomunikasi saat menangani pasien dalam kondisi kritis karena fokus pada tugas mereka. Hal ini yang membuat mahasiswa junior merasa segan.
“Komunikasi tetap ada setelah situasi tenang dan pasien sudah aman,” jelas Angga.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk proses jika ada temuan yang menunjukkan adanya pembatasan komunikasi antara junior dan senior.
“Jadi, tidak ada batasan dalam komunikasi,” tegasnya. (CC02)