PANDUGA.ID, JAKARTA – Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menilai bahwa penjelasan dari tim presiden terpilih Prabowo Subianto masih belum cukup untuk menenangkan pasar.
Meskipun tim sinkronisasi Prabowo telah menegaskan komitmennya untuk menjaga defisit anggaran di bawah batas 3%, pasar masih mengkhawatirkan besarnya utang jatuh tempo pada tahun 2025 yang mencapai Rp 800,33 triliun.
“Kekhawatiran utama pasar adalah potensi melebarnya defisit akibat risiko pengelolaan APBN yang tidak kredibel, terutama saat utang jatuh tempo sangat tinggi,” ujar Eko, Rabu (26/6/2024).
Defisit anggaran tahun 2025 diproyeksikan berada dalam kisaran 2,29% hingga 2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Eko, hal ini akan membuat ruang untuk penyesuaian dan perancangan ulang anggaran melalui skema APBN Perubahan menjadi sangat sempit.
Jika Prabowo berkomitmen untuk menjaga defisit tidak melebihi 3%, maka ruang penyesuaian fiskal yang tersisa hanya sekitar 1,2% dari PDB.
“Defisit anggaran yang berada pada kisaran 2,29%-2,82% dari PDB akan membuat ruang penyesuaian dan perancangan ulang anggaran sangat terbatas. Dengan komitmen menjaga defisit di bawah 3%, Prabowo hanya memiliki ruang penyesuaian fiskal sebesar 1,2% dari PDB,” tambah Eko.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar mengenai kemampuan pemerintahan Prabowo dalam mengelola APBN dengan baik dan menjaga stabilitas fiskal di tengah tingginya beban utang yang jatuh tempo.
Pasar membutuhkan kejelasan lebih lanjut mengenai strategi yang akan diambil oleh pemerintahan baru untuk mengatasi tantangan fiskal ini.
Eko juga menyoroti pentingnya transparansi dan kredibilitas dalam pengelolaan anggaran negara.
“Pasar akan lebih tenang jika ada transparansi dan kredibilitas yang kuat dalam pengelolaan anggaran negara. Pemerintah perlu memberikan penjelasan yang lebih rinci dan meyakinkan terkait langkah-langkah yang akan diambil untuk menjaga stabilitas fiskal,” jelasnya.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo diharapkan dapat segera merumuskan dan mengkomunikasikan strategi fiskal yang komprehensif untuk menangani utang jatuh tempo dan menjaga defisit anggaran tetap terkendali.
Hal ini penting untuk memulihkan kepercayaan pasar dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.(CC-01)