PANDUGA.ID, SEMARANG – Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang masih dalam proses mendalami kasus dugaan keracunan massal yang terjadi di Kelurahan Jomblang, Candisari, Kota Semarang.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, mengkonfirmasi bahwa polisi saat ini menunggu hasil uji laboratorium terkait makanan yang diduga menjadi penyebab insiden tersebut.
“Kami menunggu hasil laboratorium yang dijadwalkan akan keluar pada tanggal 15 Juni,” ujar Kompol Andika dalam keterangan resmi, Rabu (12/6/2024).
Selain menunggu hasil laboratorium, polisi telah memeriksa delapan saksi termasuk pemilik katering dan beberapa korban. “Sementara ini, sudah delapan orang yang kami periksa sebagai saksi,” terangnya.
Dalam perkembangan terbaru, anak dari pemilik katering juga dilaporkan mengalami gejala keracunan. “Anak pemilik katering juga ikut dirawat di rumah sakit akibat kejadian ini,” tambah Andika.
Insiden keracunan massal ini bermula dari acara arisan PKK pada Minggu sore, 2 Juni 2024, di RT 6 RW 10, Kelurahan Jomblang.
Acara tersebut dihadiri sekitar 85 orang termasuk para ibu PKK dan anak-anak.
Gejala keracunan baru dirasakan keesokan harinya, Senin pagi, yang menyebabkan puluhan warga harus dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas setempat.
Ketua RT 6 RW 10, Tandang, Ani Sulistyowati (68), yang juga merupakan korban, mengungkapkan bahwa gejalanya termasuk pusing, mual, muntah, dan diare setelah mengkonsumsi mi goreng yang dibungkus mika.
“Acara arisan ini merupakan rutinitas bulanan untuk warga RT kami.
Kami tidak pernah mengira akan terjadi sesuatu seperti ini,” kata Ani.
Arisan tersebut diselenggarakan di rumah Ari Yuniarti (46), pemilik tempat usaha katering di wilayah Cinde, Jomblang.
“Saya pesan makanan dari katering tersebut, yang selama ini sudah beberapa kali saya pesan tanpa masalah. Ini pertama kalinya terjadi kejadian seperti ini,” ungkap Ari.
Pihak kepolisian, melalui Kapolsek Candisari, Iptu Handri Kristanto, menjelaskan bahwa kejadian ini dipicu dari acara arisan PKK di rumah Ari.
“Setelah acara, banyak peserta membawa pulang mi goreng yang dibungkus mika. Keesokan harinya, banyak warga yang mengalami gejala keracunan seperti muntah dan sakit perut,” tambahnya.
Makanan mi goreng dan sampel cairan muntahan korban telah dibawa untuk diperiksa ke laboratorium.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk mengkonfirmasi penyebab pasti keracunan ini,” kata Iptu Handri. (CC02)