PANDUGA.ID, SEMARANG – Reaksi terhadap usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menggunakan sistem proporsional tertutup dalam Pemilu 2029 tidaklah homogen.
Menurut penilaian Adi Prayitno, seorang pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, sikap Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI merupakan langkah mundur dalam proses demokrasi.
“Sistem proporsional tertutup ibarat membeli kucing dalam karung, karena rakyat tidak memiliki kebebasan untuk menentukan calon legislatif yang akan dipilih, melainkan ditentukan oleh partai politik,” ucapnya, Minggu (21/4/2024).
Adi Prayitno juga menyoroti alasan Kaesang Pangarep terkait penggunaan sistem tertutup untuk menekan politik uang.
Baginya, politik uang harus diberantas melalui regulasi yang tegas terhadap pelaku yang menggunakan cara tersebut untuk meraih kemenangan.
Menurutnya, penggunaan sistem tertutup sebagai solusi untuk masalah politik uang dapat menutup ruang partisipasi politik masyarakat secara langsung, yang merupakan salah satu pilar utama dalam demokrasi.
Pendapat Adi Prayitno mencerminkan keprihatinan terhadap kualitas demokrasi di Indonesia, di mana transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat menjadi nilai-nilai yang sangat dijunjung.
“Sistem proporsional tertutup dianggap dapat mengurangi kedekatan antara wakil rakyat dengan konstituennya, karena caleg tidak dipilih berdasarkan preferensi langsung dari pemilih,” paparnya.
Namun, pendapat Adi Prayitno tidak serta merta mencerminkan pandangan seluruh kalangan.
Meskipun demikian, perdebatan terkait usulan PSI ini diharapkan dapat memperkaya diskursus demokrasi di Indonesia dan memunculkan solusi-solusi inovatif yang dapat mengatasi tantangan-tantangan dalam pelaksanaan pemilihan umum di masa mendatang.
Dengan demikian, diharapkan proses demokrasi di Tanah Air dapat semakin berkembang menuju arah yang lebih inklusif dan partisipatif.(CC-01)