PANDUGA.ID, JAKARTA – Presiden Jokowi beberapa waktu lalu meminta jurnalis untuk mengecek harga beras di pasar.
Menurutnya harga beras sudah mulai berangsur turun meskipun tak signifikan.
Pasalnya usai hari pencoblosan Pemilu, harga beras mulai melambung tinggi di seluruh Indonesia.
Bahkan hingga saat ini harga beras di beberapa pasar masih tergolong tinggi, salah satunya di Pasar Induk Cipinang.
Satu di antara pedagang bernama Aloy pemilik toko Sumber Raya, menfatakan harga beras mulai berangsur turun.
“Saat ini harga beras jelas turun,” ujarnya.
“Jika ada yang mengatakan naik itu benar. Tapi itu kemarin, bukan sekarang. Pada awal Januari, hal itu benar. Tapi sekarang, sejak awal Februari, kami sudah mulai turun,” lanjut Aloy.
Dijelaskannya, turunnya harga beras karena Demak, Solo, Sragen dan daerah produksi beras lainnya sudah memasuki musim panen.
“Otomatis ketika musim panen tiba, gabah di pasaran akan banyak dan itu akan mempengaruhi harga,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan pemilik toko Idolaku, Haryanto.
Dia mengatakan anjloknya harga beras terjadi pasca Pemilu 2024.
“Rekor harga beras terjadi kemarin, dua minggu sebelum pemilu. Setelah pemilu di sini semua jenis beras menurun,” kata Haryanto.
Sebelumnya harga beras mencapai Rp 15.000/kg.
Saat ini harganya turun menjadi Rp 13.500/kg.
Begitu pula dengan beras jenis premium.
Sebelumnya, harga beras jenis ini bisa mencapai Rp 16.000/kg di tingkat distributor.
Hari ini harganya turun sekitar Rp 500.
Konsumen bernama Tun Rahayu (60 tahun) mengaku tidak merasakan penurunan harga beras di Pasar Beras Induk Cipinang.
Wanita pemilik warung makan Padang di Duren Sawit, Jakarta Timur ini mengaku baru saja membeli sekarung beras seberat 50 kg senilai Rp 785.000 di Toko Sumber Raya.
“Saya membeli 50 kg beras premium. Biasanya Rp 715.000, dulu malah Rp 600.000. Harganya naik kini jadi Rp 785.000. Masih mahal,” katanya.
Rahayu mengaku karena harga beras masih mahal, ia tidak membeli dua karung sekaligus melainkan hanya membeli satu karung.
“Tunggu (harga) turun dulu. Kalau beli banyak nanti rugi,” ujarnya.(CC-01)