PANDUGA.ID, SEMARANG – Charta Politika Indonesia, kemarin merilis hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan pada 4–11 Januari 2024.
Metode survei multistage random sampling, jumlah responden 1.220 dari seluruh Indonesia, dengan margin of error 2,82%.
Survei itu tentang elektabilitas parpol peserta Pemilu 2024.
Dari hasil survei didapat hasil sebagai berikut: PDIP 22,6%, Partai Gerindra 18,8%, Partai Golkar 9,3%, Partai Nasdem 8,8%, PKB 8%, PKS 6,8% dan PAN 4%.
Parpol dengan perolehan di bawah 4% adalah Partai Demokrat 3,9%, PPP 3,6%, Perindo 2,8% dan PSI 1,9%.
Parpol dengan elektabilitas di bawah 1%: Hanura, Partai Gelora, PBB, Partai Buruh, PKN dan Partai Ummat.
Berdasarkan UU, parpol yang mendapatkan suara di bawah 4% dalam Pemilu 2024, tidak berhak mendapat kursi di DPR RI.
Tentang elektabilitas paslon Pilpres 2024, survei tersebut mendapat hasil sebagai berikut: Prabowo-Gibran 42,2%, Ganjar-Mahfud 28%, Anies-Muhaimin 26,7%.
Menurut peneliti Utama Charta Politika, Nahrudin, pasangan Ganjar-Mahfud mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil survei pada Desember 2023 sebesar 26,5%.
Hal sama juga dialami oleh Anies-Muhaimin, yang pada survei Desember 2023 sebesar 26,3%.
“Sebaliknya, Prabowo-Gibran cenderung stagnan, yang pada Desember 2023 sebesar 43,8%,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1/2024).
Survei Charta Politika, juga menanyakan kepada responden tentang isu dinasti politik pada Pilpres 2024.
Sebanyak 61,3% responden, menyatakan mengetahui isu tersebut.
Dari jumlah responden yang tahu isu dinasti politik itu, sebanyak 63,0% diantaranya, menyatakan tidak setuju ada dinasti politik di Indonesia.
Namun, dari 63,0% responden yang menyatakan tidak setuju politik dinasti, ternyata hanya 46,9% yang mengaku cemas dinasti politik akan menghambat demokrasi.(CC-01)