PANDUGA.ID, SEMARANG – Gelombang penolakan sub pin polio di sejumlah daerah dari total 35 kabupaten/kota mulai bermunculan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah pun buka suara terkait fenomena penolakan sejumlah orangtua terhadap vaksinasi imunisasi polio tersebut.
Orangtua yang paling banyak menolak vaksin polio berada di Kabupaten Karangayar, yakni mencapai 700 keluarga. Kemudian di Kota Semarang 2 orang dan Kabupaten Kendal 1 orang.
Subkoordinator Surveilan Imunisasi Dinkes Jateng, Atin Suhesti, membenarkan terkait adanya kemunculan sejumlak penolakan imunisasi polio di wilayahnya itu. Padahal, edukasi mengenai vaksinasi polio sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum dimulainya sub pin polio secara serental pada Senin 15 Januari 2024 lalu.
“Dan yang Karangayar itu sebenarnya sudah lama. Kita juga sebenarnya sudah ada pertemuan bersama MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kemenag (Kementerian Agama) dan tokoh agama lainya bahwasanya untuk mengedukasi masyarakat jika sebenarnya vaksin itu tidak haram. Namun tetap saja muncul penolakan,” kata Atin, Kamis (18/1/2024) petang.
Gelombang Penolakan
Saat ditanya apakah muncul penolakan dari kalangan orangtua selain di Karangayar, Semarang dan Kendal sampai hari ke tiga ini, Atin mengklaim tak ada. Sejauh ini gelombang penolakan masih kecil dan hanya baru muncul di tiga kabupaten/kota dengan alasan antara aliran dan mengira vaksin haram.
“Semoga enggak ada (penolakan di daerah lain). Dan khusus Karangyar yang banyak itu memang sudah lama. Bahkan sudah pernah di surve MUI dan Kemenang, diajak ke Bioparmanya (produksi vaksin). Tapi enggak tahu kenapa, sepertinya kenyakinan. Dan kita sudah berupaya semasimal mungkin. Namun karena keyakinan keliru, persepsi sendiri mengira haram,” bebernya.
Lebih jauh, Atin juga membenarkan bila gelombang penolakan ini bisa mempengaruhi capaian imunisasi sub pin polio secara serentak di Jateng pada putaran pertama 15 Januari 2024 ini. Namun ia optimis dan akan tetap berusaha agar capaian sasaran 3.9 juta anak yang tersebar di 35 kabupaten/kota itu bisa tetap tercapai secara maksimal. Meskipun pihaknya mengaku hasil sasaran imunisasi polio di hari ketiga ini masih terus bergerak dan belum bisa disampaikan secara gamblang.
“Pasti (berpengaruh). Tapi kan tidak terlalu signifikan. Karena sudah berkurang (yang menolan). Kita akan tetap berupaua semaksimal mungkin untuk mengedukasi. Kita gandeng sekala sektor, PKK, Fatayat, lingkungan gereja, Walubi dan lainya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, penolakan di Kabupaten Karanganyar sedikitnya ada 700 keluarga asal Jatiyoso dan Tawangmangu menolak imunisasi polio tersebut. Sementara di Kota Semarang penolakan ada dua orang dan terjadi di Pukesmas Rowosari, Kecamatan Tembalang.
Sementara di Kabupaten Kendal, satu orangtua yang menolak dua tetes vaksin jenis nOPV2 karena dianggap haram itu terjadi di Kecamatan Pageruyung. Usia anak orangtua yang menolak berada di ring 0-5 tahun katagori balita atau dibawah lima tahun.(CC-01)