PANDUGA.ID, SEMARANG – Calon Presiden 03 Ganjar Pranowo kerap berdialog dan konsultasi dengan masyarakat saat kampanye pemilu.
Suko Widodo, pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga, mengatakan masyarakat menyukai gaya komunikasi Ganjar.
“Iya betul. Pesannya disampaikan secara langsung. Sekaligus warga sebagai penonton mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi langsung jika ingin melihat sesuatu,” kata Suko, Kamis (4/1/2024).
Menurutnya, hal ini berbeda dengan kampanye besar-besaran yang biasanya bersifat satu arah.
Acara dialog ini akan mencakup interaksi dan pertukaran yang akan memungkinkan Ganjar dan komunitas untuk menemukan perspektif yang sama mengenai berbagai isu.
“Kebanyakan kampanye bersifat one way yang hanya retoris atau juga hanya ada yg menyebar gimik. Pada era digital ini, audience cenderung menyukai model komunikasi interaktif seperti rembukan yang biasa dilakukan Pak Ganjar,” jelas akademisi Unair ini.
Menurutnya diskusi merupakan cara komunikasi yang efektif.
Diskusi dan dialog mempunyai kekuatan Level 3 atau efektivitas komunikasi tingkat tertinggi.
“Level 1 itu level kognisi, level 2 level afeksi. Dan tatap muka yang disertai diskusi atau rembukan itu pengaruhnya kuat yakni konasi atau tindakan. Jadi intinya, warga itu paling suka komunikasi imteraktif. Karena merasa diuwongne atau diorangkan. Cara itu sangat memuliakan warga,” imbuhnya.
Seperti diketahui, calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo berupaya keras selama kampanye pemilu di beberapa daerah untuk mengajak masyarakat berkonsultasi dan berdialog mengenai berbagai persoalan.
Hal inilah yang terjadi saat Ganjar melakukan kampanye di Desa Kutukan, Bladeg, Blora, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).
Di Blora, setelah mendengar keluhan para petani yang masih terlilit hutang Kredit Usaha Rakyat (KUR), Ganjar berkonsultasi dan mencari solusi.
Program Ganjar untuk menyelesaikan kredit macet dan menghapus hutang nelayan dan petani merupakan hasil diskusi dengan kelompok rentan tersebut.
Melalui banyak mendengar, Ganjar mampu lebih memahami situasi dan permasalahan yang dihadapi petani dan nelayan serta menemukan solusi yang lebih konkrit.
Praktek ini sudah dilakukan sejak menjabat Gubernur Provinsi Jawa Tengah dan juga dilakukan dalam pertemuan dengan para petani di Lampung.(CC-01)