PANDUGA.ID, SEMARANG – Potensi konflik di Kota Semarang saat pemilu menempati urutan ke 12 di Jateng.
Dari hal itu, Kota Semarang memiliki potensi tertinggi dan rentan terjadi konflik.
Kondisi tersebut juga dibenarkan oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Menurut Walikota Semarang hal tersebut perlu diwaspadai.
Guna mengantisipasi terjadinya konflikz berbagai upaya telah dilakukan.
Bahkan komunikasi di jajaran Pemkot Semarang hingga tingkat kecamatan, kelurahan juga terus dilakukan.
“Kami komunikasikan terkait apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam tahapan pemilu,” ujarnya, Senin (20/11/2023).
Berdasarkan hal tersebut Walikota Semarang berkomitmen untuk mengawal pemilu.
Tak hanya secara sistematis, namun segala potensi konflik yang akan terjadi.
“Persiapa yang kami lakukan sudah 50 persen lebih, termasuk penetapan daftar calon tetap untuk Pileg, Capres dan Cawapres,” imbuhnya.
Ditambahkannya komunikasi lebih masif antara pemerintah daerah dengan Bawaslu Kota Semarang juga terus dilakukan.
“Hal itu guna mewujudkan pemilu sesuai azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber Jurdil) tanpa konflik dan permasalahan apapun,” tutupnya.(CC-01)