PANDUGA.ID, SEMARANG – Seorang pegiat media sosial Twitter, @Paltiwest mengkritik cawapres Gibran Rakabuming Raka yang hanya lulusan SMA.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Wikipedia dan beberapa media, riwayat pendidikan Gibran yakni:
- 2002 Orchid Park Secondary School (Singapore)
- 2007 Management Development Institute of Singapore (MDIS)
- 2007-2010 University of Technology Sydney (UTS) Insearch
Namun yang disayangkan olehnya, di website KPU tercantum riwayat pendidikan seperti di bawah ini:
- SMA Orchid Park Secondary School 2002-2004
- SMA UTS Insearch Sydney 2004-2007
- S1 MDIS Singapore 2007-2010
@Paltiwest menduga ada tindakan sengaja untuk membohongi publik terkait riwayat pendidikan Gibran Rakabuming Raka.
“Bagi saya yang alumni Australia, riwayat pendidikan Gibran di website KPU justru makin membingungkan dan kemungkinan ada unsur kebohongan. Kenapa?,” tulisnya.
Sistem Pendidikan Berbeda
Dia pun menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Singapura dan Indonesia berbeda.
“Pertama, kita harus paham dulu sistem pendidikan menengah (secondary school) Singapura yang berbeda dengan sistem Indonesia dan Australia. Kalau di Indonesia dan Australia, sekolah menengah/secondary school ditempuh selama 6 tahun, yaitu kelas VII-XII. Nah, kalau secondary school di Singapura ditempuh dalam 4 atau 5 tahun. 4 tahun kalau siswa pilih jalur Express, 5 tahun kalau siswa memilih jalur Normal (Academic) atau Normal (Technical),” tulisnya.
Oleh sebab itu, lulusan secondary school di Singapura tidak bisa langsung melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Pasalnya, secondary school di Singapura hanya ditempuh kurun waktu 4 hingga 5 tahun saja.
“Karena secondary school di Singapura hanya 4-5 tahun, maka lulusan secondary school di Singapore TIDAK BISA langsung masuk ke university. Ia harus masuk dulu ke jenjang selanjutnya yaitu Post-Secondary education. Post-secondary sendiri ada beberapa pilihan: 2 tahun atau 3 tahun junior college atau 3 tahun politeknik,” tulisnya.
Yang menjadi pertanyaan @Paltiwest yakni, mengapa Gibran mengatakan bahwa sekolahnya di UTS Insearch Sydney setara jenjang SMA.
“Ini jelas ngawur (atau bohong?). Mana ada Universitas yang menyelenggarakan pendidikan level SMA? Kedua, untuk bisa masuk ke Universitas di Australia, Anda harus lulus dari kelas XII SMA. Sedangkan seperti sudah dijelaskan di atas, secondary school/SMA yang ditempuh Gibran di Singapura, hanya sampai kelas X atau XI,” ungkapnya.
Ia ingin KPU dan Kemendikbud segera melakukan klarifikasi terkait riwayat pendidikan Gibran yang dianggapnya berbohong.
Respons Gibran
Sementara itu, dikutip dari akun Tiktok @yulianusirwan Gibran dengan sombongnya akan membelikan tiket ke Singapura kepada siapapun yang tidak percaya apabila ijazahnya asli.
“Besok teman-teman media seperti biasa jam 7 pagi di balaikota, entar saya bawain ijazah saya ya. Dicek saja asli atau palsu ya. Kalau nggak percaya saya pesenin tiket ke Singapura deh datangin ke sekolahnya,” tegas Gibran di acara Mata Najwa.
Saat menunjukkan ijazahnya di Balaikota Surakarta, Gibran menyebut ada pihak yang sengaja menyebarkan kampanye hitam.
“Ya, biasa. Makanya, tak (saya) bawakan ijazahnya,” imbuhnya.
Tudingan yang menyatakan bahwa Gibran hanya lulusan SMK juga langsung direspon olehnya.
“Saiki usume (sekarang sedang marak tudingan) Gibran lulusan SMK, lha nek (kalau) lulusan SMK kenapa tho? Kan lulusan SMK juga bagus. Tetapi ini untuk sertifikat dan lain-lain, (ijazah) S1 ada di sini. Saya bawakan biar teman-teman media bisa lihat bentuk aslinya, pegang fisiknya,” ujar Gibran.(CC-01)