PANDUGA ID, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya memberikan dukungan maksimal kepada UMKM.
Bahkan, UMKM yang tadinya belum bisa memasarkan produknya ke luar negeri, kini bisa memasarkan produknya di beberapa negara.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah Eddy Sulistiyo Bramiyanto mengatakan, pihaknya berupaya keras terhadap UMKM, khususnya yang ingin memasarkan ke luar negeri.
Memulai cara meningkatkan kualitas produk, pengemasan, pemasaran, dan lainnya.
“Kami latih UMKM yang kami anggap siap internasionalisasi dan siap ekspor, kami latih tata cara ekspor UMKM.
Pada tahun 2021, terdapat 42 UMKM di sekitar 25 negara.
“Pada tahun 2022, akan ada 172 UMKM di sekitar 45 negara,” ujarnya, Minggu (12/11/2023).
Pemprov memberikan dukungan menyeluruh kepada UMKM agar produknya bisa sampai ke luar negeri.
Termasuk, dalam kondisi sulit, saat pemerintah provinsi menyiapkan kontainer, seperti saat mengekspor ke Belgia, Eropa.
“Kami mendorong UMKM melakukan internasionalisasi. Kami mendukung pelatihan, dukungan jaringan, dukungan konsultan ekspor hingga membantu UMKM. Ada UMKM pangan dan non pangan di sini. Negara-negara (tujuan ekspor UMKM Jateng) di Eropa, Amerika, Jepang, Korea, serta negara-negara di Asia seperti Arab Saudi dan Dubai juga menjadi tujuan,” jelasnya.
Ajak UMKM ke Bali
Mantan Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Jawa Tengah ini juga mengatakan, beberapa waktu lalu juga mengundang 30 UMKM ke Bali untuk memasarkan produknya.
Karena saat itu di Bali sedang ramai berkumpulnya pembeli luar negeri.
Seluruh transportasi UMKM di Jawa Tengah ditanggung oleh pemerintah provinsi.
Upaya yang dilakukan di Bali, menurut Eddy, membuahkan hasil gemilang.
Pemangku kepentingan UMKM Jateng bertemu dengan 28 pembeli.
Alhasil, ada 12 pembeli asing yang membeli produk UMKM Jateng.
Hanya dalam tiga hari, total transaksi penjualan bisa mencapai sekitar Rp 25 miliar.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pusat Jawa mencatat, dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan UMKM melonjak.
Aset UMKM awalnya berjumlah sekitar Rp 10,4 triliun pada lima tahun lalu, namun pada tahun 2023 akan mencapai sekitar Rp 68,8 triliun.
Begitu pula dengan pertumbuhan UMKM, awalnya 5 tahun yang lalu Pemprov hanya membina 67.
000 UMKM namun pada tahun 2023 akan mencapai 184.000 UMKM.
Soal dinamika jumlah penduduk, yang tadinya hanya 286 ribu jiwa, kini mencapai 1,4 juta jiwa.
Ini merupakan proses yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait.
“Semua pemimpin kita, apapun gubernur dan wakilnya, selalu mendukung kita. Beliau (Gubernur dan Wakil Gubernur) menanyakan perkembangan amanah dan fungsi Dinkop UKM, bagaimana UMKM bisa berkembang dengan baik. Bagaimana UMKM dapat membantu mengurangi kemiskinan dan angka kemiskinan. Kita semangat teman-teman, karena ada arahan dari pimpinan, kita harus cepat dorong (kemajuan UMKM),” ujarnya.
Ia menemukan bahwa mendorong para pemimpin daerah untuk mendukung pengembangan UMKM berdampak pada pertumbuhan usaha kecil.
Hingga saat ini, banyak kisah sukses yang tercatat berkat dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Banyak kisah sukses karena model penasihat tidak hanya model pemasaran tetapi juga model pengelolaan keuangan dan secara umum diapresiasi,” ujarnya.(CC-01)