PANDUGA.ID, JAKARTA – Konsorsium perusahaan Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution resmi membatalkan proyek investasi pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia dengan nilai mencapai 7,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp129,8 triliun (asumsi kurs Rp16.862/dolar).
Konsorsium ini sebelumnya melibatkan sejumlah perusahaan besar seperti LG Chem, LX International Corp, dan beberapa mitra lainnya. Proyek besar tersebut dirancang sebagai inisiatif end-to-end value chain, mulai dari pengadaan bahan baku seperti nikel, hingga produksi material katoda, prekursor, dan sel baterai.
Sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, Indonesia sebelumnya diposisikan sebagai bagian penting dari rencana ini. Namun kini, proyek tersebut dibatalkan menyusul perubahan dinamika pasar global.
“Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami memutuskan untuk keluar dari proyek ini,” ujar pejabat LG Energy Solution seperti dikutip dari YNA.co.kr, Senin (21/4/2025).
EV Chasm Jadi Faktor Utama Pembatalan Investasi
Pembatalan ini disebut dipicu oleh fenomena yang dikenal sebagai EV chasm, yakni fase stagnasi sementara dalam permintaan kendaraan listrik secara global. Hal ini membuat banyak investor besar mengkaji ulang rencana ekspansi mereka dalam industri baterai EV.
Menurut sumber industri, keputusan LG diambil setelah proses konsultasi dengan pemerintah Indonesia.
Meskipun proyek senilai triliunan rupiah ini dibatalkan, LG menyatakan komitmennya untuk tetap beroperasi di Indonesia melalui proyek yang sudah berjalan. Salah satunya adalah Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), sebuah perusahaan patungan dengan Hyundai Motor Group yang berfokus pada produksi baterai kendaraan listrik.(CC-01)