PANDUGA.ID, KEDIRI – Puluhan pengusaha katering di Kediri, Jawa Timur, menjadi korban dugaan penipuan oleh seorang oknum yang menjanjikan kemitraan dalam program makan bergizi gratis. Program tersebut disebut-sebut sebagai inisiatif yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu korban, Diah, mengungkapkan bahwa ia awalnya ditawari oleh seorang teman untuk bergabung dalam program tersebut, dengan target penyediaan 1.000 kotak makanan bergizi. Pada tahap awal, belum ada pembicaraan mengenai pembayaran.
“Beberapa minggu kemudian, saya diminta membayar Rp1 juta sebagai jaminan masuk kelompok,” ungkap Diah di Kediri, Minggu (29/12).
Ia kemudian memutuskan untuk mengambil kuota 2.000 kotak dan menyerahkan uang sebesar Rp2 juta kepada oknum berinisial M. Namun, Diah belakangan menyadari bahwa M diduga melakukan penipuan, mengingat tidak hanya dirinya, tetapi banyak korban lain yang melaporkan hal serupa. Total kerugian dari aksi tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp70 juta.
Diah dan para korban lainnya berharap uang mereka dapat dikembalikan pada akhir Desember 2024, sesuai kesepakatan dengan M. Hingga saat ini, mereka belum melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
“Uang Rp2 juta itu sangat berarti bagi kami sebagai modal usaha katering,” tutur Diah. Ia juga mengungkapkan bahwa M tidak menjelaskan secara rinci tujuan dari pembayaran tersebut, hanya menyebutnya sebagai bentuk jaminan.
Diah kemudian mengetahui bahwa M tidak memiliki hubungan dengan kelompok masyarakat Pokmas Manunggal Cipto Roso, meskipun sempat mengatasnamakan diri sebagai bagian dari kelompok itu. Bahkan, kuitansi pembayaran yang diberikan kepada korban hanya mencantumkan nama pribadi M.
Penasihat Pokmas Manunggal Cipto Roso, Nuriko Pramega, mengonfirmasi bahwa M memang pernah menjadi pengurus kelompok tersebut. Namun, akibat tindakannya yang merugikan banyak pihak, M telah dikeluarkan dari keanggotaan.
“Kami tidak pernah memungut biaya kepada mitra atau sub yang ingin bergabung. Oknum tersebut memanfaatkan nama Pokmas untuk mencari keuntungan pribadi,” jelas Nuriko.
Nuriko juga mengimbau masyarakat, khususnya para pengusaha katering, untuk berhati-hati terhadap modus serupa. Ia menegaskan bahwa Pokmas tidak pernah mengklaim memenangkan tender atau mengunjungi rumah-rumah untuk menarik biaya kemitraan.
Pokmas sendiri sempat melakukan uji coba program makan bergizi gratis di beberapa sekolah di Kabupaten Kediri. Hal ini dilakukan sebagai persiapan jika program tersebut benar-benar diluncurkan.
Saat ini, Pokmas memilih untuk menyelesaikan masalah ini secara internal, mengingat ada itikad baik dari M untuk mengembalikan uang para korban. Nuriko juga menyatakan bahwa korban telah meminta maaf kepada Pokmas setelah mengetahui bahwa tindakan tersebut murni dilakukan oleh oknum.
“Korban menyadari bahwa Pokmas tidak terlibat dalam aksi penipuan ini. Dalam kuitansi pun hanya tercantum nama oknum tersebut,” kata Nuriko. (CC02)