PANDUGA.ID, MEDAN – Budianto Simangunsong, seorang pria asal Medan, meninggal dunia setelah dua hari ditahan di Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polrestabes Medan. Kepergiannya menyisakan duka dan kecurigaan dari keluarga yang menduga adanya tindakan kekerasan selama penahanan.
Istri korban, Dumaria Simangunsong, mengungkapkan bahwa ia mengetahui kabar duka tersebut setelah mencari tahu sendiri ke RS Bhayangkara. Saat tiba di rumah sakit, ia mendapati suaminya sudah dalam kondisi tak bernyawa.
“Tidak ada pemberitahuan dari polisi. Saya baru tahu suami saya meninggal setelah saya mendatangi rumah sakit,” ujar Dumaria sambil menangis di RS Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Kamis (26/12).
Dumaria menjelaskan, insiden ini bermula pada Selasa (24/12) malam ketika Budianto bersama beberapa temannya minum-minum di sebuah warung tuak di Gang Horas, Desa Sei Semayang, Deliserdang. Kebisingan yang ditimbulkan diduga mengganggu warga sekitar.
“Karena sudah larut malam, tetangga keberatan dengan musik yang keras. Mereka diperingatkan, tetapi tidak dihiraukan,” ujar Dumaria.
Keesokan malamnya, situasi yang sama terulang. Kali ini, seorang polisi yang merupakan menantu dari warga setempat, bermarga Siagian, datang memperingatkan. Namun, peringatan itu berujung pada pertengkaran.
Akibatnya, Budianto dan dua rekannya ditangkap tanpa adanya surat penangkapan. Dumaria baru mengetahui penangkapan tersebut tengah malam setelah diberitahu oleh teman suaminya.
“Suami saya dan dua temannya dibawa tanpa surat penangkapan. Saya diberitahu oleh temannya pada tengah malam, lalu saya langsung mencari tahu ke Polrestabes Medan,” jelasnya.
Pada Kamis (26/12), Dumaria mendatangi Polrestabes Medan untuk menemui suaminya, tetapi tidak diizinkan. Ia kemudian diberitahu bahwa Budianto telah dibawa ke RS Bhayangkara.
“Saya tidak diizinkan bertemu suami saya. Mereka mengatakan suami saya sudah dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak boleh dijenguk tanpa persetujuan Kanit. Setelah itu, saya langsung ke rumah sakit,” kata Dumaria.
Ketika tiba di RS Bhayangkara, Dumaria terkejut mendapati suaminya sudah terbujur kaku di kamar jenazah. Ia juga sempat tidak diizinkan melihat jenazah suaminya.
“Saya sangat terkejut melihat suami saya sudah berada di kamar jenazah tanpa ada pemberitahuan apa pun sebelumnya,” ungkapnya.
Keluarga kini mendesak penjelasan terkait penyebab kematian Budianto. Dugaan adanya kekerasan selama penahanan menjadi perhatian utama. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai kasus tersebut. (CC02)