PANDUGA.ID, SEMARANG – Suasana di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang seharusnya penuh kegembiraan menjelang Lebaran justru diwarnai dengan kekecewaan mendalam. Para karyawan rumah sakit ini dibuat menangis setelah mengetahui Tunjangan Hari Raya (THR) yang mereka terima hanya sebesar 30%, berbeda dengan rumah sakit lain di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mendapat THR penuh.
Keluhan Para Karyawan
Seorang pegawai yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kesedihannya.
“Kami sudah bekerja keras sepanjang tahun, berkorban waktu, tenaga, dan bahkan mengorbankan momen bersama keluarga demi melayani pasien. Tapi saat Lebaran tiba, hak kami justru dipotong tanpa alasan yang jelas,” keluhnya, Kamis (20/3/2025).
Para karyawan berharap ada penjelasan atau solusi dari pihak manajemen RSUP Dr. Kariadi, namun hingga kini tidak ada respons berarti.
“Kami sudah mengajukan keluhan, tapi sepertinya tidak digubris. Seolah-olah suara kami tidak penting,” ujar pegawai lainnya dengan nada kecewa.
Perbedaan Kebijakan THR
Ketidakadilan ini semakin terasa ketika pegawai rumah sakit lain di bawah naungan Kemenkes justru menerima THR 100% sesuai aturan yang berlaku. Perbedaan kebijakan ini membuat karyawan RSUP Dr. Kariadi merasa diperlakukan tidak adil dan kurang dihargai.
Bagi sebagian besar karyawan, THR bukan hanya sekadar tambahan uang, tetapi juga bentuk apresiasi atas kerja keras mereka. Dengan pemotongan ini, banyak dari mereka merasa kehilangan motivasi.
“Kami tidak meminta lebih, hanya ingin keadilan. Kalau rumah sakit lain bisa dapat penuh, kenapa kami hanya 30%?” ujar seorang tenaga medis yang sudah bertahun-tahun mengabdi di RSUP Dr. Kariadi.
Dampak pada Karyawan
Banyak pegawai yang mengaku terpaksa harus mengurangi pengeluaran untuk Lebaran atau bahkan membatalkan rencana pulang kampung karena kondisi finansial yang tak sesuai harapan.
“Kami berharap ada kejelasan dan perhatian dari pemerintah atau Kemenkes terkait masalah ini. Jangan sampai kami yang sudah berjuang untuk kesehatan masyarakat justru diabaikan,” tutupnya dengan mata berkaca-kaca.
Sorotan Publik
Kekecewaan ini kini menjadi sorotan di lingkungan RSUP Dr. Kariadi dan berpotensi menjadi perhatian publik. Para karyawan masih berharap ada perubahan kebijakan atau setidaknya penjelasan resmi dari pihak manajemen.
Mereka hanya ingin keadilan agar setiap tenaga medis dan pegawai kesehatan mendapat apresiasi yang sama, tanpa ada ketimpangan yang menyakitkan.(CC-01)