PANDUGA.ID, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan pasar modal Tanah Air alias trading halt setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5% pada Selasa (18/3/2025) siang. Sementara itu, mayoritas bursa saham di Asia justru berada di zona hijau, menunjukkan penguatan yang kontras dengan kondisi IHSG.
Kondisi Bursa Asia
Melansir data Bloomberg, pada pukul 13.00 WIB, mayoritas bursa saham di negara-negara Asia lainnya justru mengalami penguatan. Berikut adalah beberapa indeks saham Asia yang tercatat naik:
- Singapura (STI): Menguat 0,91% ke level 3.894,63.
- Malaysia (KLSE): Menguat 1,04% ke level 1.527,81.
- Thailand (SET): Naik 0,68% ke level 1.178,32.
- Vietnam (Ho Chi Minh Stock Index): Naik 0,81% ke level 1.337,48.
- Jepang (Nikkei 225): Menguat 1,30% ke level 37.883,62.
- China (Shanghai SE Composite): Naik 0,16% ke level 3.431,69.
- Korea Selatan (KOSPI): Menguat 0,04% ke level 2.611,78.
Selain itu, indeks saham gabungan di Australia, Taiwan, Hong Kong, India, Pakistan, dan Bangladesh juga tercatat berada di zona hijau pada perdagangan siang hari ini.
Bursa Asia yang Turun
Meskipun mayoritas bursa Asia menguat, beberapa indeks saham justru mengalami penurunan, termasuk:
- Indonesia (IHSG): Anjlok 6,12% ke level 6.076,08.
- Selandia Baru
- Mongolia
- Laos
- Filipina
- Sri Lanka
IHSG Jadi Indeks Paling Anjlok di Asia
Hingga siang hari ini, IHSG tercatat sebagai indeks saham gabungan dengan penurunan terbesar di Asia, anjlok hingga 6,12% atau 395,86 basis poin. Kondisi ini memicu BEI untuk melakukan trading halt guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Penyebab Anjloknya IHSG
Anjloknya IHSG diduga dipicu oleh beberapa faktor, termasuk ketidakstabilan politik dalam negeri, tekanan inflasi, dan ketidakpastian ekonomi global. Investor asing juga dilaporkan melakukan aksi jual besar-besaran, memperburuk kondisi pasar saham Indonesia.
Dampak Trading Halt
Pembekuan sementara perdagangan saham oleh BEI diharapkan dapat memberikan waktu bagi investor untuk mengevaluasi situasi dan mencegah kepanikan pasar. Namun, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran akan ketidakpastian pasar dalam jangka pendek.(CC-01)