PANDUGA.ID, JAKARTA – Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi berhasil menangkap seorang warga negara Amerika Serikat berinisial TJC, buronan lembaga penegak hukum federal US Marshals. Penangkapan ini terkait dugaan kejahatan seksual terhadap anak, termasuk eksploitasi dan kepemilikan materi pornografi anak.
Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Yuldi Yusman, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan pada 30 Desember 2024 setelah penyelidikan intensif dan koordinasi erat dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat. “Operasi ini membuktikan sinergi antara Ditjen Imigrasi dan pihak internasional dalam memberantas pelaku kejahatan lintas negara,” ujar Yuldi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1).
TJC menghadapi beberapa dakwaan berat di bawah yurisdiksi Pengadilan Distrik Selatan Iowa, Amerika Serikat. Tuduhan tersebut meliputi:
- Eksploitasi Seksual Anak: Produksi dan percobaan produksi materi eksploitasi seksual anak, melanggar Pasal 18 United States Code (USC), Bab 2251(a) dan 2251(e).
- Kepemilikan Pornografi Anak: Kepemilikan konten eksplisit anak di bawah umur dengan tujuan distribusi atau konsumsi pribadi, melanggar Pasal 18 USC, Bab 2252A(a)(5)(B) dan 2252A(b)(2).
TJC berhasil diamankan di Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Tangerang ketika mengajukan perpanjangan izin tinggal kunjungan. “Berkat patroli siber yang dilakukan tim kami, keberadaan pelaku terdeteksi melalui sistem perpanjangan izin tinggal daring. Penangkapan dilakukan dengan cepat dan tanpa hambatan,” jelas Yuldi.
TJC diketahui masuk ke wilayah Indonesia pada 4 Desember 2024. Dua pekan kemudian, Kedutaan Besar Amerika Serikat menginformasikan bahwa paspor TJC telah dicabut, menjadikan statusnya sebagai pendatang ilegal. Informasi ini dikonfirmasi melalui surat resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat, yang menjadi dasar Ditjen Imigrasi untuk menerbitkan perintah pencegahan dan prapenyidikan.
Saat ini, TJC ditempatkan di Ruang Detensi Direktorat Jenderal Imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ditjen Imigrasi juga telah menjalin koordinasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat terkait langkah hukum selanjutnya.
Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Saffar Muhammad Godam, menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga integritas hukum Indonesia. “Indonesia tidak akan menjadi tempat berlindung bagi pelaku kejahatan internasional. Kasus ini menunjukkan pentingnya kerja sama internasional untuk menegakkan keadilan,” ujarnya. (CC02)