PANDUGA.ID, JAKARTA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, melalui kuasa hukumnya, Ian Iskandar, meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo agar memerintahkan Polda Metro Jaya menghentikan penyidikan atas kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Permohonan ini diajukan dengan alasan tidak adanya bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan Firli dalam kasus tersebut.
“Kami meminta Kapolri untuk mempertimbangkan penghentian penyidikan ini karena berkas perkara berkali-kali dikembalikan oleh kejaksaan,” ujar Ian dalam konferensi pers, Sabtu (30/11/2024).
Ian menjelaskan bahwa meskipun Firli telah ditetapkan sebagai tersangka sejak November tahun lalu, proses hukum yang berlarut-larut menunjukkan lemahnya dasar tuduhan terhadap kliennya.
“Ini sudah lebih dari setahun, tetapi tidak ada perkembangan signifikan. Jika memang tidak ada bukti kuat, seharusnya kasus ini dihentikan demi keadilan,” tambahnya.
Menurut Ian, langkah ini akan menghindarkan institusi hukum dari persepsi publik yang buruk.
Firli sendiri tidak hadir dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya yang dijadwalkan kemarin, dan memilih diwakili oleh pengacaranya.
Mangkirnya Firli menimbulkan berbagai spekulasi di publik, namun Ian menegaskan bahwa hal tersebut bukan bentuk ketidakhormatan terhadap proses hukum.
“Pak Firli sangat menghormati hukum, tetapi kondisi saat ini membuat beliau memutuskan untuk diwakili oleh kami sebagai tim kuasa hukum,” jelas Ian.
Pihak Polda Metro Jaya belum memberikan tanggapan resmi atas permohonan penghentian penyidikan tersebut.
Namun, sejumlah pengamat hukum menilai bahwa jika berkas perkara terus dikembalikan oleh kejaksaan, langkah penghentian penyidikan dapat menjadi opsi yang sah.
“Proses hukum harus berdasar pada bukti yang kuat. Jika tidak, SP3 adalah mekanisme yang sesuai,” ujar pakar hukum pidana, Andi Suhendra, saat dimintai komentar.(CC-01)