PANDUGA.ID, SEMARANG – Seorang siswa kelas XI jurusan Teknik Mesin 2 di SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), 17 tahun, meninggal dunia akibat luka tembak yang diduga dilakukan oleh oknum polisi. Peristiwa tragis ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga, pihak sekolah, dan masyarakat yang mengikuti perkembangannya.
Dirreskrimum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Dwi Subagio membenarkan insiden tersebut, namun ia menjelaskan bahwa penanganan kasus ini berada di bawah Polrestabes Semarang. “Betul, ada kejadian tersebut. Untuk informasi lebih lanjut silakan ke Polrestabes,” ujarnya, Senin (25/11/2024).
Korban sempat mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang. Namun, nyawanya tak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (24/11/2024) pukul 01.58 WIB akibat luka tembak yang menembus pinggulnya. Jenazah korban dimakamkan pada Minggu sore di wilayah Sragen.
Kronologi kejadian masih simpang siur, dengan informasi yang beredar menyebutkan lokasi penembakan terjadi di sekitar Kelenteng Sam Poo Kong atau Panjangan, Manyaran. Kejadian ini memicu berbagai spekulasi di media sosial, tetapi hingga kini belum ada konfirmasi resmi terkait detail insiden.
Di rumah duka korban yang berada di Kembangarum, Semarang Barat, hanya terlihat beberapa anggota keluarga dan kerabat dekat. Salah satu kerabat, Umi, membenarkan bahwa GRO meninggal akibat luka tembak. “Betul, karena luka tembak. Saat ini keluarga masih berduka, jadi belum bisa memberikan informasi lebih detail,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, mengonfirmasi bahwa GRO adalah siswa aktif di sekolah tersebut. Namun, pihak sekolah mengaku belum mengetahui detail kejadian yang menyebabkan kematian korban. “Kami baru mengetahui informasi ini dari media sosial. Keluarga juga belum memberikan penjelasan resmi kepada kami,” ungkapnya.
Agus menambahkan bahwa pihaknya tidak berani memberikan pernyataan terkait penyebab kejadian ini. “Ada banyak informasi yang beredar di WhatsApp, dari isu tawuran hingga penyebab lain, tetapi kami belum bisa memastikan kebenarannya,” jelasnya. (CC02)