PANDUGA.ID, KENDAL – Talut peninggalan era kolonial Belanda di Sungai Bodri, Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kendal, ambrol sepanjang 40 meter pada Senin (18/11). Kejadian ini disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut serta meningkatnya debit air sungai.
Dinding penahan tanah setinggi lima meter yang roboh ini berada sekitar 25 meter dari permukiman warga. Meski tidak langsung berdampak pada rumah penduduk, potensi bahaya tetap mengintai, terutama saat hujan deras kembali terjadi.
Sekretaris Desa Kebonharjo, Ahmad Sodikin, menyampaikan bahwa ambrolnya talut tersebut bisa menjadi ancaman serius jika debit air Sungai Bodri terus meningkat.
“Jaraknya memang masih aman, sekitar 25 meter dari permukiman. Namun, jika terjadi luapan air sungai akibat hujan deras, banjir bisa mencapai rumah warga,” ujar Sodikin.
Pemerintah desa telah melaporkan insiden ini ke pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jawa Tengah. Sodikin berharap ada langkah cepat berupa pembangunan tanggul sementara untuk mencegah banjir di musim hujan ini.
“Jika tidak segera ditangani, kemungkinan besar luapan air sungai dapat menggenangi permukiman saat intensitas hujan tinggi,” tambahnya.
Talut yang ambrol ini diketahui merupakan peninggalan era kolonial Belanda dengan usia mencapai ratusan tahun. Usia bangunan yang sudah tua membuat strukturnya rapuh dan rentan terhadap kondisi ekstrem.
“Karena ini bangunan lama sejak zaman Belanda, perbaikan memang sangat diperlukan. Kami berharap ada perhatian khusus untuk memperbaiki talut ini agar tidak membahayakan warga,” pungkas Sodikin. (CC02)