PANDUGA.ID, SEMARANG – Kritik terkait kualitas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Posyandu Genuksari, Semarang, mencuat setelah unggahan video di akun Instagram @infokejadian_genuk viral. Video tersebut menyuarakan keluhan warga mengenai gizi makanan yang dinilai kurang memadai bagi balita.
Unggahan ini memicu berbagai tanggapan, termasuk dari RT, kader Posyandu, dan Lurah Genuksari, Yatno. Ia menjelaskan bahwa polemik bermula saat pengunggah video, Ika, dikunjungi oleh RT dan kader Posyandu. Namun, pertemuan tersebut tidak menemukan titik terang dan justru memicu ketegangan.
“Setelah kejadian itu, saya bersama Kepala Puskesmas Genuk berinisiatif mendatangi rumah Mbak Ika untuk berdiskusi langsung,” ujar Yatno.
Dalam kunjungan tersebut, Lurah Yatno membawa serta kader Posyandu, Ketua RW, dan ahli gizi dari Puskesmas. Ia menyampaikan permohonan maaf jika makanan yang diberikan dalam program PMT kurang memuaskan.
“Kami menjadikan kritik ini sebagai bahan evaluasi agar pemberian makanan untuk balita lebih bergizi ke depannya,” tegas Yatno.
Ika, pengunggah video, menyambut baik langkah yang diambil Lurah dan pihak Puskesmas. “Pak Lurah dan Pak Oni menunjukkan sikap yang sabar dan santun. Seharusnya memang seperti ini, bukan seperti kemarin saat saya merasa ‘dikeroyok’,” katanya.
Terkait kritik tersebut, Yatno menjelaskan bahwa PMT rutin dilakukan setiap Minggu dengan anggaran Rp 350 ribu untuk sekitar 20-25 balita. Ke depan, ia berencana meningkatkan kualitas makanan, termasuk menambahkan buah dan susu dalam menu PMT.
“Kami juga mengingatkan bahwa program ini khusus untuk balita, bukan untuk anak-anak yang lebih besar,” tambahnya.
Lurah Genuksari menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pelayanan Posyandu demi kesehatan balita di wilayahnya. “Kami terbuka terhadap kritik yang membangun untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,” pungkasnya. (CC02)