PANDUGA.ID, JEPARA – Polres Jepara tengah menyelidiki kasus pembakaran limbah medis secara sembarangan di Desa Mambak, Kecamatan Pakisaji. Penyelidikan ini dilakukan setelah limbah berbahaya ditemukan dibuang dan dibakar di lokasi yang tidak sesuai aturan.
Kasatreskrim Polres Jepara, AKP Yorisa Prabowo, menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap dalang di balik pembuangan limbah tersebut. “Kami saat ini masih memfokuskan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Dari keterangan yang sudah kami dapat, satu nama yang diduga terkait dengan pembuangan limbah ini sudah mengarah,” kata AKP Yorisa, Jumat (4/10/2024).
Selain itu, Polres Jepara juga telah mengamankan beberapa barang bukti dari tempat kejadian perkara (TKP), baik limbah medis yang sudah terbakar maupun yang masih utuh. TKP juga telah diberi garis polisi untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
“Sebelas kantong plastik besar berisi obat-obatan dan kemasan yang belum terisi kami amankan di gudang barang bukti Satreskrim. Sebagian lagi kami simpan di Polsek Pakisaji,” ungkap AKP Yorisa.
Barang bukti tersebut akan diuji di laboratorium untuk menentukan apakah limbah medis tersebut masuk dalam kategori bahan berbahaya dan beracun (B3). “Uji laboratorium ini penting untuk memastikan apakah limbah yang ditemukan termasuk B3 atau tidak,” tambahnya.
Dalam menangani kasus ini, Polres Jepara menggunakan dasar hukum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tepatnya, Pasal 60 dan Pasal 104 yang mengatur tentang larangan membuang limbah berbahaya secara sembarangan.
“Pelaku yang terbukti membuang limbah medis tanpa izin dapat diancam hukuman maksimal tiga tahun penjara atau denda hingga Rp 1,5 miliar,” tutup AKP Yorisa.
Polisi berharap dapat segera berkomunikasi dengan pihak yang diduga terlibat dalam pembuangan limbah medis tersebut, meski saat ini masih berada di luar kota. Kasus ini akan terus diproses hingga tuntas demi menjaga lingkungan tetap aman dari ancaman limbah berbahaya. (CC02)