PANDUGA.ID, JAKARTA – Ditjen Imigrasi telah melakukan pencegahan dan penangkalan terhadap 7.614 orang yang masuk dalam daftar cekal sepanjang Januari hingga 22 September 2024.
Dari jumlah tersebut, 602 orang mengalami pencegahan sementara, sementara 7.012 lainnya merupakan penangkalan atau penolakan masuk bagi orang asing ke Indonesia.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami menjaga keamanan nasional dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan imigrasi,” ujar Dirjen Imigrasi, Silmy Karim, Rabu (25/9/2024).
Silmy menjelaskan bahwa dari 602 orang yang dicegah keluar dari Indonesia, sebanyak 518 di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalani proses hukum.
“Sebagian besar WNI yang dicegah adalah mereka yang tengah terlibat kasus hukum, baik korupsi, tindak pidana ekonomi, maupun kasus-kasus lainnya,” tambahnya.
Pencegahan ini dilakukan agar mereka tidak melarikan diri dari proses hukum yang sedang berlangsung.
Selain itu, 63 orang asing juga masuk dalam daftar pencegahan karena belum menuntaskan kewajibannya di Indonesia.
Silmy menekankan bahwa pemerintah Indonesia sangat tegas dalam menegakkan aturan bagi warga negara asing yang tinggal atau beraktivitas di Indonesia.
“Orang asing yang dicegah ini memiliki tanggungan tertentu, seperti kewajiban hukum atau administratif yang belum diselesaikan, dan kami tidak akan membiarkan mereka pergi sebelum kewajiban itu terpenuhi,” tegasnya.
Sementara itu, 7.012 penangkalan dilakukan terhadap orang asing yang mencoba masuk ke Indonesia namun ditolak.
“Penolakan ini didasarkan pada berbagai alasan, termasuk masalah keamanan, administrasi, atau adanya catatan hitam di negara asal mereka,” ungkap Silmy.
Ia memastikan bahwa Ditjen Imigrasi akan terus meningkatkan pengawasan dan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan sistem imigrasi yang lebih aman dan efisien.(CC-01)