PANDUGA.ID, TEGAL – Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr. Soeselo Slawi, dr. Joko Wantoro, mengungkapkan kronologi kejadian tragis yang menimpa Muhammad Manggala Araya, bocah 8 tahun asal Tegal yang meninggal dunia setelah digigit ular Welang. Menurut keterangan keluarga, insiden tersebut terjadi pada Kamis (12/9/2024) pagi atau siang saat Araya sedang bermain di rumah.
Saat kejadian, Araya tengah mencari sesuatu di sekitar area mesin cuci. Tanpa disadari, seekor ular Welang bersembunyi di bawah mesin cuci dan menggigit tangannya. “Keluarga menduga ular Welang menggigit bagian tangan karena ada bekas gigitan ular,” jelas dr. Joko.
Araya segera dilarikan ke RSUD dr. Soeselo Slawi dalam kondisi tidak sadarkan diri. “Ketika tiba di rumah sakit, pasien sudah dalam kondisi koma, tidak memberikan respon apapun,” ungkap dr. Joko. Pasien langsung dirawat intensif di ruang PICU dan dipasangi alat bantu hidup, termasuk ventilator dan monitor.
RSUD dr. Soeselo bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk mendapatkan Serum Anti Bisa Ular (SABU) sebanyak 25 vial. “Hingga saat ini, kami sudah memberikan 20 vial serum. Namun sayangnya, meskipun sudah dilakukan Resusitasi Jantung Paru (CPR) saat pasien mengalami gagal jantung, nyawa pasien tidak dapat diselamatkan,” lanjutnya.
Dr. Joko juga menjelaskan bahwa ular Welang memiliki bisa yang jauh lebih mematikan dibandingkan ular Kobra. “Jika gigitan ular Kobra bisa diatasi dengan 3-5 vial serum, kasus gigitan ular Welang pada anak ini sudah memerlukan hingga 20 vial dan tetap tidak berhasil menyelamatkannya,” pungkasnya.
Kasus ini menyoroti betapa berbahayanya ular Welang, terutama di wilayah Jawa yang populasinya cukup tinggi. Penanganan cepat dan tepat dengan serum anti-bisa adalah langkah krusial dalam menghadapi gigitan ular berbisa seperti Welang. (CC02)