PANDUGA.ID, SEMARANG – Kasus dugaan bullying yang melibatkan siswa SMA terhadap dua anak TK dan SD di sebuah sekolah swasta di Jalan Mayjend Sutoyo, Kelurahan Pekunden, Kota Semarang, akhirnya berujung damai. Mediasi dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, yang mempertemukan kedua pihak untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
Pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah pada Senin (9/9/2024). Hadir dalam pertemuan itu, Kepala Sekolah SMA, SD, dan TK yang terlibat, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, serta orang tua siswa TK dan SD yang didampingi oleh kuasa hukumnya. Orang tua siswa SMA, DP3A Kota Semarang, dan DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah juga turut hadir dalam mediasi tersebut.
Kepala Disdikbud Provinsi Jateng, Uswatun, menjelaskan bahwa insiden tersebut berawal ketika siswa SD bermain di sekitar area kelas SMA, memukul-mukul pembatas besi dan pintu, yang menyebabkan gangguan pada siswa SMA. Akibatnya, siswa SMA tersebut membawa siswa SD masuk ke dalam kelas, dan tak lama kemudian, adiknya yang merupakan siswa TK juga dibawa masuk.
“Tindakan itu membuat kedua anak menangis, yang kemudian memicu kedatangan orang tua mereka ke kelas tersebut,” ungkap Uswatun.
Setelah itu, siswa SMA, bersama kedua siswa TK dan SD serta ibu mereka, dipanggil ke ruang Wakil Kepala Sekolah untuk membahas permasalahan tersebut. Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak saling mengakui kesalahan dan meminta maaf satu sama lain.
“Permasalahan ini akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, di mana semua pihak sepakat untuk saling memaafkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, pihak sekolah dan orang tua siswa berencana mempertemukan para siswa untuk membangun kembali rasa aman dan percaya diri. Langkah ini bertujuan untuk membina hubungan kekeluargaan dan pertemanan di antara mereka.
Meski tidak ada niat untuk membully, Uswatun menilai bahwa tindakan siswa SMA tersebut, meskipun mungkin tanpa sengaja, bisa menimbulkan rasa takut bagi anak-anak TK dan SD. “Tindakan tersebut bisa memicu persepsi bahwa telah terjadi bullying, meski mungkin tanpa niat jahat dari siswa SMA,” ujarnya.
Disdikbud Jawa Tengah juga menyerukan kepada sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap peserta didik guna mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang. Selain itu, pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa juga ditekankan.
“Kami juga mendorong sekolah untuk menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua, sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan psikologisnya,” tutup Uswatun. (CC02)