PANDUGA.ID, SEMARANG – Dua tahun telah berlalu sejak pembunuhan aparatur sipil negara (ASN) Iwan Boedi dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemkot Semarang, namun kasus ini masih belum terungkap. Iwan Boedi, yang diduga terkait dengan kasus korupsi, ditemukan tewas pada 8 September 2022 di Kawasan Marina, Semarang Barat, setelah sebelumnya dilaporkan hilang pada 24 Agustus 2022.
Meski sudah ditangani oleh tim gabungan dari Polrestabes Semarang dan Polda Jateng, kasus ini masih belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keluarga korban bersama kuasa hukumnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus ini, termasuk mengadu ke Pemerintah Kota Semarang dan menyurati Presiden Joko Widodo.
Pada peringatan tahun kedua kematian Iwan Boedi, keluarga korban bersama relawan lintas agama, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya menggelar aksi di depan Mako Polda Jateng, Kamis (22/10/2024). Aksi ini bertujuan untuk menanyakan perkembangan penyelidikan kasus tersebut.
Berbeda dengan aksi tahun sebelumnya, kali ini anak-anak Iwan Boedi tidak ikut serta karena aksi tersebut memicu trauma. Keluarga diwakili oleh adik korban, Didik Prasetyo (50), yang menyatakan bahwa mereka telah berupaya keras untuk mengungkap kasus ini, meskipun menghadapi banyak hambatan. “Kami berharap polisi lebih berani dalam mengungkap kasus ini,” ujarnya.
Aksi massa dimulai dengan berjalan kaki dari depan kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah menuju Mako Polda Jateng. Peserta aksi membawa spanduk besar bertuliskan “Iwant Justice” dan melakukan orasi yang diakhiri dengan pertunjukan teatrikal tabur bunga di depan replika kuburan dengan nisan bertuliskan “RIP Keadilan.”
Kuasa hukum keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan, yang biasa dipanggil Yas, mengungkapkan bahwa saat ini bidang pengawas penyidik Polda Jateng sedang mengevaluasi kinerja penyidik yang menangani kasus ini selama dua tahun terakhir. Namun, perkembangan kasus ini masih belum menunjukkan kemajuan yang berarti, terutama dalam penelusuran bidang IT kepolisian.
Pemerintah pusat, melalui Sekretaris Negara (Setneg), juga telah turun tangan dengan menyurati Polda Jateng untuk memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini. “Berbagai institusi pusat telah memberikan perhatian pada kasus ini. Namun, anehnya, kasus ini masih sulit diungkap dan berlarut-larut,” kata Yas.
Menurut Yas, kasus Iwan Boedi yang tak kunjung terungkap ini menimbulkan pertanyaan, apakah karena kecerdikan pelaku atau keterlibatan pihak berkuasa. Ia menekankan bahwa pelaku harus diadili agar keluarga korban mendapatkan keadilan yang layak. “Setidaknya ada dua alasan utama kasus ini harus segera diungkap: kekejaman pelaku yang sangat mengerikan dan masalah penegakan hukum yang masih perlu diperbaiki,” tambahnya.
Yas juga berharap Kapolda Jateng yang baru dapat menuntaskan kasus ini, yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Polda Jateng dan Polrestabes Semarang. “Siapa tahu, Kapolda Jateng yang baru justru bisa mengungkap kasus ini,” harapnya.
Selepas aksi, perwakilan mahasiswa menyerahkan surat tuntutan kepada pihak kepolisian. Surat tersebut berisi tiga tuntutan utama: meminta Polda Jateng dan Polrestabes Semarang untuk mengusut tuntas pelaku pembunuhan Iwan Boedi, menuntut transparansi dari Kapolda Jateng setiap bulan terkait perkembangan kasus ini, dan meminta Kapolri memberikan asistensi kepada Kapolda Jateng dan Polrestabes Semarang dalam mengusut kasus ini hingga tuntas.
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng, AKBP Makmur, yang menerima surat tuntutan tersebut, mengatakan, “Tuntutan ini akan kami sampaikan kepada pimpinan.” katanya. (CC02)