PANDUGA.ID, SEMARANG – Layanan Trans Semarang mendapatkan berbagai keluhan dari pengguna terkait kondisi armada yang dinilai kurang layak, sehingga mengganggu kenyamanan selama perjalanan.
Sejumlah pengguna menyatakan keprihatinan mereka, berharap pemerintah segera menindaklanjuti masalah ini.
Salah satu pengguna, Imah, membagikan pengalamannya yang mengecewakan saat menggunakan bus Trans Semarang.
Ia mengaku pernah terjebak mogok hingga hampir tertinggal jadwal kereta. “Dalam satu minggu, saya mengalami dua kali bus mogok.
Pertama di daerah Gunungpati, situasinya sangat mengerikan karena bus rusak di jalan naik turun saat penuh penumpang.
Kedua, di Layur, hingga saya nyaris ketinggalan kereta,” ungkap Imah.
Selain seringnya bus mogok, Imah juga menyoroti kondisi bus yang memprihatinkan.
Beberapa fasilitas di dalam bus mengalami kerusakan, seperti AC yang tidak berfungsi dan tempat duduk yang rusak.
“Tidak hanya saya, teman-teman saya juga merasakan hal yang sama,” tambahnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan bahwa pihaknya sedang meminta konsultan transportasi untuk mengevaluasi rute, armada, dan sarana prasarana pendukung lainnya demi pelayanan yang lebih baik.
“Saya melihat kadang-kadang setiap perjalanan kosong, berasap, jelek. Evaluasi sedang dilakukan oleh ahli konsultan,” jelas Ita, sapaan akrabnya.
Ita juga menginstruksikan untuk evaluasi kondisi armada Trans Semarang yang terdiri dari milik pemerintah kota dan operator.
Ia telah meminta Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) dan Kepala BLU Trans Semarang untuk melakukan audit terkait kondisi armada.
Evaluasi ini diharapkan selesai pada bulan ini.
“Saya sudah tegur Plt Kadishub dan Kepala BLU.
Semoga evaluasi bisa diselesaikan minggu ini,” tegasnya.
Evaluasi ini telah dibahas sejak APBD Perubahan 2024 terkait kondisi armada, rute, dan lainnya.
Jika armada tidak sesuai ketentuan atau kondisinya sudah buruk, Ita meminta agar segera diganti.
Bahkan, jika operator tidak menjalankan tugas dengan baik, kerjasama bisa dievaluasi.
“Ini adalah pelayanan publik, harus baik.
Termasuk alat tapping kartu yang tidak berfungsi dengan baik.
Kebersihan halte juga harus dijaga, dicat yang bagus, jangan gelap atau bau pesing. Halte harus rutin dibersihkan,” tandasnya. (CC02)