PANDUGA.ID, JAKARTA – Mahkamah Rakyat Luar Biasa menggelar sidang untuk mengadili pemerintahan Presiden Jokowi.
Sidang yang disebut Sidang Rakyat atau People’s Tribunal tersebut dilangsungkan secara terbuka di Wisma Makara Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Tujuan dari sidang peradilan ini adalah untuk menguji tindakan-tindakan yang dianggap merugikan rakyat yang dilakukan oleh rezim Jokowi yang mereka sebut “Nawadosa”.
Ada 9 poin Nawadosa yang diangkat dalam sidang ini, yang dipandang telah mengganggu rasa keadilan rakyat.
Sidang tersebut dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, buruh, petani, akademisi, jurnalis, dan aktivis.
Panitera Mahkamah Luar Biasa, Dicky Rafiki, mengkonfirmasi bahwa panggilan sidang telah disampaikan kepada Presiden Jokowi selaku tergugat.
“Kami telah mengirim panggilan sidang kepada Jokowi, yang disampaikan secara langsung ke Kantor Sekretariat Negara dan secara daring ke media sosial milik pemerintah,” ujar Dicky, Selasa (25/6/2024).
Namun, hingga saat ini, tidak ada respons yang diterima dari pihak pemerintah.
Sidang ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan ketidakpuasan dan keprihatinan mereka terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi.
Dengan menggelar sidang secara terbuka, Mahkamah Rakyat Luar Biasa memberikan kesempatan kepada publik untuk mengevaluasi dan mengkritisi kinerja pemerintah serta memperjuangkan rasa keadilan yang dianggap terganggu.
Pemerintahan Jokowi dihadapkan pada tuntutan-tuntutan yang diperjuangkan oleh masyarakat melalui sidang ini.
Meskipun tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, sidang tersebut menjadi bentuk ekspresi demokrasi dan kontrol sosial yang penting dalam menegakkan prinsip-prinsip keadilan dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
Tentu saja, respons dan sikap pemerintah terhadap tuntutan-tuntutan yang disampaikan dalam sidang ini akan menjadi sorotan publik yang penting dalam menilai keterbukaan dan kemandirian lembaga-lembaga demokratis di Indonesia.(CC-01)