PANDUGA.ID, JAKARTA – Kepala Dinas Penerangan TNI-AD, Brigjen Kristomei Sianturi, menyatakan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
Pelanggaran yang dilakukan yakni menembak mati seorang sopir angkot asal Sulawesi Selatan di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada Selasa lalu.
Korban bernama Rusli (40) juga dibakar oleh anggota KKB setelah ditembak mati.
Brigjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa tindakan keji ini merupakan pelanggaran HAM berat yang tidak dapat ditoleransi.
“KKB telah melakukan pelanggaran HAM berat dengan menembak mati dan membakar sopir angkot bernama Rusli,” ujarnya, Minggu (16/6/2024).
Insiden itu menambah daftar kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Papua.
Selain itu, Kristomei membantah klaim yang beredar di media sosial yang menyebut bahwa korban adalah anggota TNI bernama Rusli.
“Unggahan di akun X yang menyebut korban adalah anggota TNI bernama Rusli adalah tidak benar. Serka Rusli masih sehat,” tegasnya.
Klarifikasi ini disampaikan untuk meluruskan informasi yang keliru dan menenangkan masyarakat.
Menurut Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, pelaku penembakan adalah kelompok KKB Intan Jaya yang dipimpin oleh Undius Kogoya.
“Pelaku penembakan ini adalah KKB Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya,” kata Kombes Faizal.
Pihak kepolisian dan TNI terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap KKB yang meresahkan masyarakat Papua.
Jenazah Rusli telah diterbangkan ke kampung halamannya di Jeneponto, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan.
Kejadian tragis ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Istri Rusli mendesak Komnas HAM untuk turun tangan dan mengusut tuntas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh KKB.
“Kami mendesak Komnas HAM untuk turun tangan dan mengusut tuntas kasus ini,” pintanya.
Kejadian ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, mengingat tindakan KKB yang semakin brutal dan tidak manusiawi.
Aparat keamanan terus berupaya menjaga keamanan di wilayah Papua dan menindak tegas para pelaku kekerasan.
Masyarakat diharapkan tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
Dengan meningkatnya aksi kekerasan oleh KKB, kolaborasi antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah semakin diperkuat untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua.
Komitmen untuk menegakkan hukum dan melindungi masyarakat dari tindakan keji kelompok bersenjata menjadi prioritas utama.(CC-01)