PANDUGA.ID, SEMARANG – Miliarder SpaceX dan pendiri Tesla, Elon Musk kembali menjadi pusat kontroversi setelah Wall Street Journal (WSJ) mengungkap tuduhan bahwa ia memiliki hubungan yang tidak pantas dengan mantan karyawan magang SpaceX.
Ia pun kembali terjerat skandal terkait karyawan perempuan di perusahaannya.
Menurut laporan WSJ, Elon pertama kali bertemu dengan pekerja magang yang 20 tahun lebih muda darinya pada awal tahun 2010.
Elon kemudian menghubungi wanita tersebut lagi untuk mengundangnya bekerja secara permanen di SpaceX pada tahun 2017.
Saat itu, Elon mengajak perempuan tersebut untuk pergi minum-minum dan sempat menyentuh dada si perempuan itu.
Dalam keterangannya kepada WSJ, wanita tersebut mengaku menolak ajakan tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa ia tidak pernah menjalin hubungan romantis dengan Elon selama bekerja di SpaceX.
Sementara itu, teman wanita ini mengatakan bahwa Elon tak hanya membuat skandal itu saja.
Elon juga sempat dituding melakukan pelecehan seksual terhadap karyawan lain .
Pengusaha berusia 52 tahun itu berulang kali meminta karyawan lain untuk memiliki anak bersamanya.
Karyawan tersebut sebelumnya menerima paket pesangon senilai sekitar Rp 16 miliar dan keluar dari perusahaan pada tahun 2013.
Tuduhan tersebut menunjukkan bahwa Elon memaksa karyawan perempuan untuk memenuhi keinginan pribadinya.
Dugaan lainnya adalah pada tahun 2014, Elon berselingkuh dengan seorang eksekutif SpaceX saat ia berpisah namun belum bercerai dari mantan istrinya, Talulah Riley.
Eksekutif ini bekerja langsung di bawah Elon dan memiliki jadwal kerja yang sangat padat, hingga 17 jam sehari.
Elon dilaporkan mengundangnya keluar untuk minum di rumahnya di Bel-Air dan memuji kecantikan dan kecerdasannya.
Mereka diduga berhubungan seks dan keesokan harinya, Elon menjanjikan saham kepada eksekutif Tesla itu.
Namun si perempuan eksekutif tersebut merasa dieksploitasi oleh Elon dan meminta untuk keluar.
Terungkapnya skandal ini menunjukkan sisi gelap kehidupan pribadi Elon Musk yang terus menjadi sorotan.
Namun tudingan tersebut dibantah oleh Gwynne Shotwell, Chief Operating Officer SpaceX.
Katanya, laporan WSJ memuat pemberitaan yang menyesatkan.
Pengacara Elon Musk, Alex Spiro, tidak menanggapi permintaan komentar WSJ.(CC-01)