PANDUGA.ID, DEMAK – Setelah video tawuran antara dua sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Demak viral di media sosial, pihak kepolisian segera bertindak untuk mencari para pelaku yang terekam dalam video tersebut.
Dalam penelusurannya, polisi berhasil mengidentifikasi dua sekolah yang terlibat dalam perkelahian tersebut.
Polisi mengumpulkan para siswa yang terlibat tawuran dan memberikan pembinaan keagamaan serta psikologis.
Mereka diberikan edukasi tentang bahaya perkelahian dan bullying.
Suasana menjadi haru saat para siswa mencium kaki dan memeluk ibu mereka, yang juga dihadirkan oleh pihak kepolisian.
Kapolsek Karangtengah, Iptu Setiyo, menyatakan bahwa langkah pencegahan termasuk sosialisasi di sekolah-sekolah lain telah dilakukan.
“Kami telah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah lainnya.
Pembinaan psikologis ini berkat dukungan guru dan orang tua murid, yang membuat mereka mau meminta maaf atas perbuatan itu (tawuran),” kata Iptu Setiyo, Jumat (7/6/2024).
Dia berharap upaya ini membuat para siswa menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulanginya lagi, terutama karena orang tua mereka menyaksikan pengakuan tersebut.
Tawuran yang viral ini diketahui bermula dari tantangan duel di media sosial Instagram.
“Salah satu anak menantang duel di Instagram.
Tantangan ini diterima dan kedua belah pihak menentukan tempat bertemu,” jelas Iptu Setiyo.
Diperkirakan sekitar sepuluh pelajar dari masing-masing kelompok terlibat, meski hanya beberapa yang benar-benar berkelahi, sementara lainnya hanya menonton.
Sukahar, kepala salah satu sekolah yang terlibat tawuran, menyayangkan tindakan siswanya.
“Kami tidak menyangka mereka berani melakukan tawuran dengan siswa dari sekolah lain,” ujarnya.
Dia bersyukur bahwa para siswa telah menyatakan penyesalannya di hadapan Kapolsek Karangtengah dan orang tua mereka.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, sekolah akan melakukan berbagai langkah pencegahan, termasuk pembinaan keagamaan dan psikologis.
“Kami juga telah mendeklarasikan anti-bullying dan sekolah ramah anak.
Serta lebih intens bekerja sama dengan orang tua murid dan pihak kepolisian untuk membantu melakukan pembinaan pada para siswa,” tambah Sukahar. (CC02)