PANDUGA.ID, SEMARANG – Kanigoro Network mengumumkan hasil survei terbaru terkait pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub) 2024.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 20 hingga 30 Maret 2024, nama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi menjadi yang paling mumpuni dibandingkan beberapa tokoh lain.
Pendiri Kanigoro Network, Joko Kanigoro mengatakan, pihaknya melakukan survei terhadap 1.400 responden di 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah dengan menggunakan multi-stage random sampling dan aturan proporsi.
Joko mengatakan tingkat kesalahan survei ini sebesar 2,1% dan memiliki reliabilitas 95%.
“Dalam survei ini, kami melakukannya dalam dua tahap. Yang pertama adalah pribadi yang terlatih secara profesional, dinilai masyarakat mempunyai kemampuan terbaik untuk memimpin Jawa Tengah. Dari survei tersebut ternyata masyarakat di Jateng menilai sosok TNI atau Polri lebih berpeluang menjadi gubernur Jateng,” kata Joko, Senin, 22 April 2024.
Joko mengatakan, 22,6% dari masyarakat Jawa Tengah menilai sosok TNI atau Polri cocok memimpin Jawa Tengah.
Kemudian, 19,9% memilih pejabat pemerintah, 16,7% memilih pengusaha, 13,5% memilih tokoh politik, dan 11,6% memilih umat beragama.
“Lalu kita lanjutkan dengan pertanyaan siapa sosok yang akan dipilih masyarakat Jateng dalam pemilihan gubernur. Hasilnya, muncul tujuh nama individu, yaitu Irjen Ahmad Lutfi, Hendrar Prihadi, Sudaryono, Taj Yasin Maimoen, Dico M Ganinduto, Gus Yusuf dan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul,” ungkap Joko.
Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 25,1% memilih Ahmad Lutfi sebagai sosok yang tepat memimpin Jawa Tengah.
Berikutnya Hendrar Prihadi 23,8%, Sudaryono 13,7%, Taj Yasin Maimoen 9,4%, Dico M Ganindito 7,2%, Gus Yusuf 5,6%, dan Bambang Pacul 4,5%.
Joko menambahkan, pengalaman politik atau profesional yang mendasari seseorang menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangan masyarakat dalam memilih.
Hal itu dijadikan alat untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap kualitas dan dedikasi seorang pemimpin.
“Persepsi kepemimpinan yang solid, loyal, dan mandiri tetap sesuai dengan budaya masyarakat Jawa Tengah yang diidentifikasi di kalangan profesional, baik TNI maupun Polri, serta pegawai negeri atau birokrat pemerintahan. Budaya politik Jawa Tengah yang sangat spesifik ini diharapkan tetap menjadi faktor kunci kepercayaan masyarakat terhadap perolehan suara pada Pilkada Provinsi Jawa Tengah pada November 2024,” tutup Joko.(CC-01)