PANDUGA.ID, IRAN – Menyusul serangan terhadap Israel, banyak warga Iran yang khawatir bahwa kerusuhan tersebut dapat menyebabkan peningkatan serangan antara kedua negara.
Warga juga bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan dari Israel.
Beberapa ahli yang mengikuti perkembangan di Iran telah menyatakan keprihatinan tentang potensi tanggapan Israel terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran pada akhir pekan.
Mereka memperingatkan bahwa kedua belah pihak dapat dengan cepat melancarkan serangan balasan yang berbahaya.
Dalam siaran di televisi pemerintah, komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, mengatakan Teheran telah memasuki “persamaan baru”, yang berarti setiap serangan yang dilakukan Israel terhadap kepentingan, properti, pejabat, atau warga negara Israel akan mengakibatkan pembalasan ke wilayah Iran.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, juga memperingatkan bahwa respons Iran akan jauh lebih besar daripada aksi militer pada Sabtu (13 April 2024) jika Israel mengambil tindakan pembalasan terhadap Iran.
Seolah ingin menegaskan maksud pemerintah, sebuah mural muncul di Lapangan Palestina di Teheran, Iran.
Mural yang ditulis dalam bahasa Persia dan Ibrani itu berbunyi: “Tamparan selanjutnya akan lebih kuat”.
Sentimen Anti Israel
Berbicara kepada DW, jurnalis Iran yang berbasis di Berlin Hamed Mohammadi mengatakan Iran mengandalkan sarana militer untuk menunjukkan kekuatannya menyusul kematian tujuh perwira senior dalam apa yang disebut Teheran sebagai serangan terhadap kedutaan besarnya di Damaskus pada awal April 2024.
“Sentimen anti-Israel ada dalam DNA Republik Islam (Iran). Eskalasi yang terjadi baru-baru ini menandai fase baru, yang secara efektif memberikan lampu hijau kepada Israel untuk mengambil tindakan yang lebih kuat, bahkan di dalam wilayah Iran,” kata Hamed.
Namun, banyak warga Iran yang khawatir dengan risiko eskalasi konflik Mereka juga bersiap menghadapi kemungkinan serangan balik Israel ke kota-kota di Iran Minggu (14 April 2024).
Departemen DW bahasa Persia mengamati beberapa postingan media sosial menunjukkan antrean panjang di beberapa SPBU.
Masyarakat Iran melakukan hal ini untuk mengantisipasi kenaikan harga gas secara tiba-tiba.
Menurut situs pemantau bursa Bonbast, supermarket juga dipenuhi pelanggan yang membeli kebutuhan pokok seperti beras dan roti, dengan mata uang Iran, real, jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS di pasar terbuka.(CC-01)