PANDUGA.ID, SEMARANG – Kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, memilih untuk merayakan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 5 April 2024, sehari sebelum hari yang ditetapkan secara resmi.
Mereka mengambil keputusan ini dengan alasan bahwa tokoh panutan mereka telah berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, sehingga merasa perlu untuk merayakan Lebaran lebih awal.
Menanggapi fenomena ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menyampaikan keprihatinannya.
Gus Fahrur menegaskan bahwa perilaku kelompok masyarakat Aolia tersebut sangat memprihatinkan dan harus dicegah agar tidak terulang kembali di masa mendatang.
Gus Fahrur juga menekankan pentingnya memahami dan menghormati ketetapan yang telah ditetapkan dalam ajaran agama Islam.
“Merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal yang telah ditetapkan secara konsensus oleh umat Islam merupakan bagian dari kesatuan dalam beribadah,” jelasnya, Minggu (7/4/2024).
Selain itu, Gus Fahrur mengingatkan bahwa agama Islam menganut prinsip kebersamaan dalam ibadah, termasuk dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Merayakan Lebaran secara bersama-sama pada tanggal yang sama memperkuat ikatan kebersamaan umat Islam dan meningkatkan rasa persaudaraan di antara mereka.
Fenomena ini juga memicu berbagai diskusi dan perdebatan di kalangan masyarakat tentang pemahaman agama dan praktik keagamaan yang tepat.
Beberapa pihak mengkritik tindakan kelompok masyarakat Aolia sebagai tindakan yang melenceng dari ajaran Islam yang sejati.
Diharapkan, dengan peringatan yang disampaikan oleh Gus Fahrur dan tanggapan dari berbagai pihak, fenomena merayakan Lebaran duluan ini dapat menjadi momentum untuk memperdalam pemahaman tentang ajaran agama dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam.
Sementara itu, pemerintah dan lembaga terkait juga diharapkan untuk mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah kemungkinan terulangnya fenomena serupa di masa yang akan datang.
Langkah edukasi dan penyuluhan tentang ajaran agama yang benar menjadi hal yang penting dalam upaya ini.(CC-01)