PANDUGA.ID, JAKARTA – Isu tentang kendaraan politik yang akan digunakan Jokowi semakin menguat.
Kendaraan politik tersebut akan digunakan setelah selesai masa jabatan presiden 20 Oktober 2024.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin akan ada partai besar yang dijadikan kendaraan politik tersebut.
Ia juga menduga, Golkar lah yang lebih realistis dijadikan kendaraan politik.
Ada tiga alasan mengapa Jokowi akan sangat mudah mengambil alih Golkar.
Pertama, Ketum Golkar Airlangga Hartarto memiliki persoalan hukum.
“Kedua, Golkar biasa bersikap pragmatis,” jelasnya, Minggu (3/3/2024).
Ketiga, Golkar juga sudah dikendalikan Jokowi.
Mengambil alih Golkar, kata Ujang, lebih realistis.
Hal tersebut dibandingkan mengambil alih Gerindra.
“Karena di Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi tokoh kuat,” imbuhnya.(CC-01)