PANDUGA.ID, SEMARANG – Pihak Kepolisian merespon adanya sejumlah rektor perguruan tinggi diminta untuk memberi testimoni.
Testimoni tersebut tentang keberhasilan kinerja Presiden Jokowi.
Sejumlah pihak kontra narasi atas kritik yang gencar disuarakan sivitas akademika dari perguruan tinggi.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Stefanus Satake Bayu, juga mengakui hal tersebut.
Salah satu rektor yang mengaku dihubungi polisi untuk membuat testimoni.
Satu di antaranya adalah rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Meski demikian secara gamblang ia menolak permintaan polisi itu.
Seorang sumber di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jateng, mengungkapkan video narasi rektor Unsoed yang sudah beredar juga atas permintaan polisi.
Kepolisian meminta sejumlah rektor membuat video testimoni yang narasinya sudah disiapkan polisi.
Rabu (7/2/2024) Kombes Stefanus Satake Bayu, memberikan statementnya.
Ia berujar, testimoni yang dimaksud sebagai program cooling system dari kepolisian.
“Hal itu untuk mengampanyekan pemilu damai dan menjaga kondusivitas menjelang hari pencoblosan pemilu,” terangnya.
Menurut pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, langkah kepolisian itu bisa disebut sebagai intimidasi.
Intimidasi tersebut terhadap kebebasan berpendapat dunia akademis.
Selain itu, tindakan tersebut menjadi blunder bagi Polri.
“Karena mengonfirmasi bahwa Polri tidak netral di Pemilu 2024, sebagaimana sudah diduga oleh banyak kalangan,” imbuhnya.(CC-01)