PANDUGA.ID, SEMARANG – Puluhan guru besar, dosen, alumni, dan mahasiswa BEM Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengkritik pemerintahan Jokowi yang melanggar etika dan menyerang prinsip demokrasi, Rabu (7/2/2024).
Perwakilan Profesor Undip, Profesor Muhammad Nur bersama sekitar 60 peserta kegiatan membacakan pernyataan di Taman Inspirasi Undip pada pukul 09:15 WIB.
Sikap tersebut merupakan reaksi terhadap perkembangan kelompok politik nasional menjelang pemilu 2024 sejak putusan Mahkamah Konstitusi.
Termasuk pelanggaran etik yang dilakukan Jokowi dan Kemisioner KPU.
“Tentunya saat ini mata kita melihat betapa nilai-nilai kehidupan demokrasi kita telah dilucuti secara terang-terangan dan kerusakan moral dan etika kehidupan demokrasi kita sudah berada pada level yang paling rendah,” kata Nur.
UU Untuk Penguasa
Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika Undip mengkritik pemerintahan Jokowi yang sengaja menerbitkan undang-undang hanya untuk mencapai tujuan kekuasaan dan bukan untuk kepentingan negara.
“Kami mengimbau pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali menjaga landasan etika moral, menjaganya dari risiko kerusakan yang lebih parah, serta meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa, keluarga, dan negara,” tegasnya.
Ia kemudian meminta pemerintah menjamin terpeliharanya pesta demokrasi yang aman dan damai, bebas dari intimidasi atau ketakutan, dengan tetap menghormati koridor kekuasaan, tugas dan tanggung jawab setiap orang.
Ia menilai dinamika politik saat ini mencerminkan kemunduran demokrasi.
Sehingga hal ini patut menjadi pembelajaran berharga bagi generasi mendatang yang terlibat dalam pengawasan aktivitas pemerintahan, khususnya menjelang pemilu serentak.
“Realitasnya terdapat rusaknya nilai-nilai moral luhur yang seharusnya menjadi ‘benteng terakhir’ dalam menjaga konstitusi sekaligus pilar kehidupan demokrasi”, tegasnya.
Partainya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu menjadi garda depan menjaga kehidupan demokrasi, bangsa dan negara.
“Dan jangan diam atas segala kerusakan moral dan etika yang terjadi dalam kehidupan demokrasi,” tegasnya.
Namun hal tersebut bukanlah pernyataan resmi Undip sebagai institusi pendidikan.
Suradi Wijaya Saputra, dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan mengatakan, apa yang terjadi hari ini merupakan wujud kepedulian penuh para dosen, dosen, khususnya mahasiswa dan didukung oleh alumni seluruh departemen di Undip.(CC-01)