PANDUGA.ID, JATENG – Pegiat media sosial (medsos), Kiki Daliyo lewat akun Facebooknya @Riski Ariani mengunggah foto foto koran yang memuat berita, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin membolehkan ASN di lingkup Pemprov Sulsel, ikut kampanye. Kiki menambahkan caption: ‘Jokowi effect, Pemilu tahun ini bener-bener kacau’.
Kiki mengatakan, kekacauan Pj Gubernur Sulsel tersebut merupakan efek dari perkataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa presiden boleh memihak dan kampanye. Sehingga, para pejabat di bawahnya ikut-ikutan menabrak aturan agar bisa ikut kampanye.
Pemilu 2024 menjadi chaos karena dirasa membawa banyak hal baru tentang kampanye, salah satunya Presiden Jokowi yang ngotot bahwa Presiden berhak melakukan kampanye, bahkan memihak paslon 02 Prabowo-Gibran. Dukungan tersebut bahkan dilakukan secara terang-terangan oleh Jokowi.
Sebelum pernyataan tersebut, Jokowi telah banyak disorot karena gerak-geriknya yang tidak menampakkan ketidaknetralannya. Misalnya, hanya makan malam berdua dengan capres 02 Prabowo Subianto. Lalu, bagi-bagi bansos di bawah kepungan spanduk dan baliho Prabowo-Gibran di Banten, dan sejumlah hal lainnya. Namun, yang paling jelas adalah pernyataan Jokowi presiden boleh memihak dan kampanye.
Kiki Daliyo merasa adanya pejabat yang membolehkan aparatur sipil negara (ASN) ikut berkampanye merupakan hal yang tak seharusnya terjadi. Mengingat sejak awal, UU menyatakan bahwa ASN/PNS harus netral. Dilansir kominfo.go.id, ASN memiliki asas netralitas yang diamanatkan dalam Undang-Undang 5/2014 tentang ASN.
Dalam aturan tersebut termaktub bahwa ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. ASN pun diamanatkan untuk tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
Postingan yang diunggah Kiki Daliyo tersebut langsung dikomentari hingga ratusan orang, mereka mengatakan setuju dengan statement Kiki tersebut. Akun Wayan Yasa mengatakan bahkan TNI-Polri pun merupakan anak buah Jokowi.
“Ambyaaarrrr…wes. dimana dong Netralitas TNI Polri dan ASN??? Semua anak buah Pak De…” katanya.
Akun @Om Tile membeberkan jika pemilu ini tidak diikuti Jokowi mungkin situasi tak akan sekacau ini.
“Kalau pemilu thn ini gak diikuti sama samsul anak pak lurah. Mungkin situasinya gak akan sekacau ini ya bro??? ASN yg seharusnya netral jadi ikutan mendukung bahkan kampanye segala,” katanya.
“Gara2 anake pak lurah ikut cawapres jadi pemilu kali ini ruwet ambyar semua karena takut kalah maka pak lurah saat ini agak stress dan bingung kalau jagoan neonnya sampai kalah….” kata akun @ Komariajiwiyoko.
“KPU& BAWASLU tdk.bisa berbuat apa apa…. Ini Sejarah baru Pemilu di INDONESIA. Sangat MENGERIKAN & MEMALUKAN di DUNIA Luar.” Kata akun @ Edy Suwito.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin membolehkan ASN di lingkup Pemprov Sulsel, ikut kampanye. Akan tetapi, selama kampanye berlangsung, ASN tak boleh gunakan atribut kampanye.
Bahtiar mengatakan, ASN adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak politik untuk memilih calon anggota legislatif dan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“ASN punya hak politik boleh mencoblos. Bahkan di UU Pemilu boleh menghadiri kampanye, tapi tidak boleh gunakan atribut dan tidak boleh artikulasikan,” jelas Batiar.
Setelah ramai dan mendapat banyak kecaman, belakangan Pemprov Sulsel meralat pernyataan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Pemrov Sulsel menyatakan ASN harus menjaga netralitasnya dan tak boleh menghadiri kampanye apapun. (CC-01)