PANDUGA.ID, KARANGANYAR – Penerapan vaksinasi polio serentak di Provinsi Jawa Tengah menemui hambatan.
Hal ini karena masyarakat menganggap anaknya tidak memerlukan vaksinasi.
Meski sosialisasi sudah dilakukan, mereka tetap tidak mau anaknya ikut vaksinasi polio.
Penolakan ini terjadi di Kabupaten Karanganyar, Kota Semarang, dan Kendal.
Di Karanganyar, 700 rumah tangga di Jatiyoso dan Tawangmangu menolak vaksinasi.
Sementara itu di Kendal, tepatnya di kawasan Pageruyung, ada beberapa orang tua yang menolak anaknya divaksin.
Dua warga di Rowosari Tembalang, Kota Semarang menolak menerima vaksinasi polio.
Beberapa warga yang menolak mendaftarkan anaknya untuk mengikuti program imunisasi mengakui bahwa vaksinasi polio secara simultan tidak ada gunanya.
Alasannya, vaksinasi polio dilakukan bersamaan dengan adanya kasus penularan di wilayah Boyolali.
“Tidak masuk akal kenapa semua orang harus patuh padahal hanya ada satu. Perlu kita selidiki dulu,” kata Roman, salah satu warga Karanganyar, Selasa (23/1/2024).
Menurut dia, pendataan perlu dilakukan sebelum pelaksanaan vaksinasi polio serentak.
Ia mengatakan pemerintah tidak mendasarkan rencana vaksinasinya pada data, namun pada latar belakang.
“Masyarakat sudah bosan terus-terusan divaksin. Dulu vaksin virus corona, sekarang polio. Pemerintah bicara tanpa mengumpulkan data,” ujarnya.
Ia mengatakan akan mengikutsertakan anaknya dalam program vaksinasi jika pendataannya dilakukan dengan benar.
“Kami sedikit cerewet, jadi ada beberapa masalah kesehatan terkait vaksinasi dan ada vaksin untuk virus baru. Kami pasti akan hadir jika diperlukan, tapi saat ini tidak diperlukan untuk anak-anak,” tutupnya.(CC-01)