PANDUGA.ID, SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyebut capaian Sub Pekan Imunisasi (Sub PIN) Polio mencapai 56,6 persen di seluruh Jateng. Sedangkan daerah dengan capaian paling tinggi adalah Kota Tegal.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng Irma Makiah mengatakan targetnya 3,9 juta anak di Jawa Tengah yang akan mengikuti Sub PIN Polio.
Sasarannya adalah anak berusia nol sampai 7 tahun.
Ia menambahkan pada hari ketiga atau hingga Rabu, 17 Januari 2024.
Capaian Sub PIN Polio di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah 56,6 persen.
Targetnya setiap hari ada 13 persen anak yang mengikuti imunisasi ini.
“Putaran pertama dari 15 Januari 2024 hingga Rabu 17 Januari 2024 mencapai 56,6 persen, capaiannya terus bertambah,” jelas Irma, Sabtu (20/1/2024).
Pihaknya merinci daerah dengan capaian paling tinggi.
Diantaranya Tegal 80,7 persen, disusul Grobogan 71,7 persen, Klaten 69,7 persen, Karanganyar 69,4 persen, Sragen 67,7 persen.
Herd Imunity
Untuk mencapai herd imunity kata dia capaian imunasasi harus 95 persen.
Karena itu pihaknya terus mendorong agar anak-anak mendapatkan vaksin dengan jenis Noval OralPolio Vaccine Type 2 (nOPV2) ini.
“Kalau mau mendapatkan kekebalan kelompok yang efektif memang cakupan imunisasinya adalah 95 persen. Makanya kita dorong anak-anak kita semua untuk bisa imunisasi,” akunya.
Kendati demikian Irma menyebut masih ada warga yang menolak untuk dilakukan Sub PIN Polio pada anak mereka. Diantaranya di Kota Semarang, Kendal, dan Karanganyar.
Penolakan ini alasannya beragam, mulai dari masalah keyakinan, tidak halal, serta khawatir efek samping yang ditimbulkan.
Mengatasi hal tersebut Dinkes Jateng bekerja sama dengan Pemda setempat dan instansi terkait untuk mengedukasi masyarakat.
“Memang ada di daerah tertentu yang menolak dari dulu untuk imunisasi. Cuma kita tetap melakukan edukasi, pendampingan, komunikasi, pendekatan melibatkan tokoh agama. Dari Dinkes Kota Semarang kayaknya sudah edukasi ya, pendekatan, melibatkan camat, lurah, penggerak PKK, dari tingkat kecamatan sampe kelurahan, waktu itu edukasi tentang keamanannya dan manfaatnya,” tandas Irma.(CC-01)