PANDUGA.ID, JEPARA – Para LSM Kabupaten Jepara, Jawa Tengah melakukan review terhadap pembangunan Pasar Bangsri.
LSM yang menamai dirinya Lembaga Buser Indonesia itu, terkait perencanaan dan pembangunan Pasar Bangsri tahun 2018 hingga 2023.
Berdasarkan data yang didapat, diketahui pembangunan Pasar Bangsri sudah menelan anggaran Rp 11 miliar pada 2019.
Kemudian pada tahun 2021 menghabiskan Rp 5 miliar, dan tahun 2022 Rp 6 miliar. Lalu di tahun 2023, menghabiskan Rp 12 miliar.
Salah satu aktivis Jepara, Siho mengatakan, proses pembangunan Pasar Bangsri sudah bermasalah sejak perencanaan.
“Diduga pemasangan atap di 2019 terjadi kerusakan yang tidak mempunyai garansi, faktanya masih terjadi kebocoran hingga saat ini. Kemudian pada tahun 2023 dipasang lagi atap yang judulnya pelapisan. Kami menduga kualitas material atap pada pengerjaan tahun 2019 tidak ber-SNI dan diduga tidak direferensikan untuk pemasangan atap yang luasannya mempunyai lebar 2.3 hektar. Kami juga menduga pelapisan atap tahun 2023 itu menjadi penutup kesalahan pengerjaan atap pada tahun 2019,” ucapnya.
Ia menambahkan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah melalukan audit terhadap pembangunan Pasar Bangsri.
Hasilnya, terdapat kekurangan Rp 19.470.000 untuk pengerjaan acian dan beton.
Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Jepara, Hanief, mengatakan kerusakan yang terjadi akibat tidak difungsikannya pasar.
“Bangunan lama tidak digunakan sehingga terjadi kerusakan. Pembangunan lanjutan 2023 sudah melalui perencanaan dan koordinasi dengan BPK maupun Disperindag,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah juga sudah melakukan pengumpulan data terkait dugaan penyelewengan anggaran.(CC-01)