PANDUGA.ID, SEMARANG – Beberapa relawan Ganjar-Mahfud mendapat penganiayaan oleh prajurit TNI di Yonif Raider 408/Suhbrastha Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah.
Video penganiayaan tersebut bahkan beredar di media sosial X dengan narasi relawan Ganjar dicegat dan dianiaya prajurit Yonif 408/Raider.
Dalam video tersebut tergambar jelas
Prajurit yang menggunakan kaos warna merah, putih, hitam, mengeroyok seorang relawan Ganjar-Mahfud.
Dari informasi yang didapat Panduga.id, relawan tersebut usai mengikuti acara di Boyolali yang dihadiri Ganjar Pranowo.
Penganiayaan berlangsung dari jalan depan Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, kemudian dilanjutkan ke dalam pos penjagaan.
Diketahui terdapat 4 warga sipil yang mendapat penganiayaan dari prajurit TNI.
Kondisi korban mengalami patah tulang dan lebam, serta sudah dirawat di rumah sakit.
Banyak informasi yang berkembang bahwa para prajurit TNI yang menyerang relawan merasa terganggu dengan suara knalpot motornya.
Namun hal itu tidak dibenarkan oleh sumber terpercaya Panduga.id.
Kepala Puspen (Kapuspen) TNI Brigjen Nugraha Gumilar, mengatakan membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Oknum tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan,” terangnya, Sabtu (30/12/2023).
Para oknum yang terlibat penganiayaan sedang dalam pemeriksaan Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/Surakarta.
“Kronologi juga masih kami selidiki,” tuturnya.
Kejadian tersebut dikaitkan dengan peristiwa di Maguwo, Sleman, Yogyakarta pada 24 Desember lalu.
Bahkan relawan Ganjar-Mahfud yang dianiaya mengalami koma hingga meninggal dunia.
Buntut Kejadian di Sleman
Jubir Relawan Perjuangan Demokrasi, Romy Jiwaperwira membeberkan kronologi penganiayaan relawan di Sleman itu.
“Ada dua titik keributan yang dibuat oleh gerombolan pendukung paslon nomor 2 ini. Pertama, di dekat perempatan Jalan Godean dengan Ring Road Barat Yogya, ini malah mencoba berbuat onar kepada TNI yang ada disitu. Kedua, di Maguwo menyerang warga ini,” tuturnya.
Romy melanjutkan para pendukung paslon 02 itu juga mencopoti APK paslon lain.
“Mereka datang dan dengan beringas mencopoti APK paslon lain. Kemudian korban tewas ini bersama rekannya keluar ke jalan raya dan langsung dianiaya. Anehnya, polisi tidak langsung menangkap pelaku, tapi cenderung kasar kepada warga yang menjadi korban tersebut,” ucapnya.
Relawan Ganjar-Mahfud yang meninggal dunia itu bernama Muhandi Mawanto.
Ia menghembuskan napas terakhir usai menjalani perawatan selama 4 hari di RSPAU Harjo Lukito.
Di lain pihak, Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis meminta Panglima TNI untuk mengusut kasus tersebut.
“Kami ingin minta kepada Panglima TNI untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan kekerasan,” tegasnya.
Ia menambahkan, ada empat relawan yang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia.
Peristiwa penganiayaan tersebut tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan.
“Kita akan proses ini secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkas Todung.(CC-01)