PANDUGA.ID, KARANGANYAR – Bendungan baru terbesar di Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang saat ini masih dalam pembangunan.
Dibangunnya bendungan baru adalah bukti investasi besar yang direalisasikan oleh Provinsi Jawa Tengah.
Kehadirannya bukan hanya sebagai struktur fisik, tetapi juga sebagai simbol keandalan teknis dalam manajemen sumber daya air.
Fungsi utama bendungan baru ini adalah memperluas kapasitas pengairan bagi lahan pertanian di sekitarnya.
Dengan menyediakan suplai air yang stabil, tentu akan meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi risiko kekeringan pada masa-masa sulit.
Selain itu, bendungan ini juga dapat membantu dalam menjaga keseimbangan lingkungan di sekitarnya.
Adapun bendungan yang dimaksud adalah Bendungan Jlantah yang diperkirakan pembangunannya rampung pada tahun 2024.
Lokasi Bendungan Jlantah ini bukan berada di Semarang, akan tetapi berada di desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Sebagaimana dilansir dari laman pu.go.id, Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru.
Adapun konstruksi bendungan ini memiliki desain yang cukup unik, seperti memiliki tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +690 m.
Tak hanya sebagai sumber irigasi saja, Bendungan Jlantah akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter/detik.
Kehadiran bendungan ini dapat memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt.
Serta dapat mereduksi banjir sebesar 51,05 % atau 70,33 m3/detik untuk Q50, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.
Adapun dana yang digelontorkan untuk membangun bendungan ini sebesar Rp 965 miliar, di mana dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan pelaksanaannya dimulai sejak 2019.
Proyek yang seharusnya selesai 2023 ini, bakal mundur hingga tahun 2024.
Masih ada kendala dalam pembebasan 230 bidang lahan dan bangunan terdampak milik warga maupun desa yang belum dibayar ganti untungnya.
Sebagaimana dilansir dari laman jatengprov.go.id, per 10 Desember 2023 proses pembebasan lahan untuk pembangunan bendungan Jlantah masih dilakukan di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso memasuki tahapan pembebasan lahan.
BBWS Bengawan Solo mulai memberikan ganti untung kepada sejumlah warga yang terdampak pembangunan waduk yang akan mengairi 1400 hektare lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar.
Pengawasan yang ketat juga perlu dilakukan agar pembangunan bendungan Jlantah berjalan sesuai dengan standar.
Sebagai warga Jawa Tengah, kita harus mendukung dan mengawasi proyek ini dengan baik dan selalu menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan kelestarian lingkungan.(CC-01)