PANDUGA.ID, SEMARANG – Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud mengkritik beberapa lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran di atas 50 persen.
Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengatakan jajak pendapat ini bisa dijadikan alat intimidasi, mobilisasi, dan pengondisian.
“Mas Sandiaga, Ketua Dewan Pakar TPN, pernah mengatakan bahwa survei tidak hanya menangkap suara masyarakat, tetapi juga dapat menjadi sarana intimidasi, mobilisasi, dan pengondisian,” ucapnya saat menghadiri Acara Relawan Mahfud Guru Bangsa di NTB, Mataram, Senin (25/12/2023).
Ia menduga jajak pendapat yang dirilis adalah bagian dari latihan pengondisian untuk mempengaruhi psikologi masyarakat.
“Kalau ada yang bilang, ‘Wah, dua kandidat ini hampir pasti akan berada di putaran yang sama,’ saya punya dugaan kuat itu bagian dari pengondisian atau mobilisasi. Jadi diharapkan masyarakat akan merasa seperti, “Wah , kita memenangkan ini. Kita ikuti saja,” jelasnya.
Menurut dia, fakta di lapangan bertentangan dengan temuan lembaga survei.
TPN yakin Ganjar Mahfud masih bisa lebih unggul dari pada pasangan calon lainnya.
“Justru yang terjadi justru sebaliknya. Kami melihat kesembuhan Pak Gunjal Mahfud dan yakin dengan kesembuhan yang akan membuat beliau lebih unggul dari pasangan calon lainnya pada 14 Februari nanti,” kata mantan Gubernur NTB itu.
Oleh karena itu, TGB optimistis Ganjar dan Mahfud mampu bersaing sejajar dengan paslon lainnya.
“Itu yang bisa saya sampaikan. Kita setara dengan orang lain dan bisa bersaing,” ujarnya.
Hasil Riset CPCS
Sebelumnya, riset terbaru Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumin Raka lebih baik dibandingkan pasangan calon lainnya.
Persentase kemenangan Prabowo-Gibran mencapai 51,7%.
Survei CPCS dilakukan dari tanggal 7 hingga 14 Desember 2023, dan 1,200 responden dari 34 provinsi diwawancarai secara langsung.
Metode survei yang digunakan adalah sampel acak bertingkat, dengan tingkat kesalahan sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Tingkat kemenangan pasangan calon nomor urut dua meningkat dari 50,3 persen (November) menjadi 51,7 persen, sedangkan tingkat kemenangan Agnes-Chak Imin sebesar 21,8 persen, berbeda tipis dengan Ganjar-Mahfud yang sebesar 21,3 persen,” kata Hatta Binhudi, senior peneliti di CPCS.
Anis-Chak Imin mencatat tren peningkatan kemenangannya di bulan Oktober, mencapai 15,8%, namun tingkat kemenangan Pak Ganjar Mahfud turun tajam dari 30,6% terakhir kali.
“Dalam Pilpres, diperkirakan akan menang pada putaran pertama, Prabowo Gibran, disusul Agnes Chak Imin yang saat ini berada di peringkat kedua,” kata Hatta Binhudi.(CC-01)